Hobi memelihara kura-kura saat ini diminati banyak orang. Hewan bercangkang ini bisa bertahan lama dan berumur puluhan tahun. Untuk mewujudkan hal itu maka diperlukan pengetahuan dan wawasan seputar perawatan kura-kura yang baik dan benar.
Perawatan kura-kura sebetulnya tergolong mudah dan tidak membuat repot. Sayangnya sebagian orang salah kaprah dalam hal memberi makan kura-kura. Kura-kura darat dan air tentu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Berdasarkan pola makannya, kura-kura terbagi menjadi herbivora dan carnivora.
Kurangnya pengetahuan membuat pemilik memukul rata pemberian makanan dan tidak membedakan makanan berdasarkan jenis kura-kuranya. Hal ini tentu memiliki dampak kurang baik bagi kesehatan hewan reptil ini.
Menurut member Turtle Survival America (TSA), Christopher Aditya, pemberian pakan yang tidak tepat justru bisa membuat kura-kura terutama jenis Sulcata terserang penyakit akibat sistem pencernaan yang terganggu. Umumnya penyakit yang rentan diderita Sulcata adalah batu kandung kemih atau biasa disebut dengan istilah bladder stone.
“Banyak orang memanusiakan kura-kura, dalam artian menganggap perawatan kura-kura sama seperti merawat anak manusia. Misalnya kelewat sering ngasih makan karena khawatir kura-kuranya kelaparan. Dalam sehari bisa berkali-kali dikasih makan. Padahal kura-kura itu hewan berdarah dingin yang metabolismenya lambat. Aktivitasnya juga jarang karena gerakannya lambat. Pemberian makanan yang sering sebetulnya gak bagus untuk pencernaan kura-kura. Pemberian makan untuk kura-kura yang efektif biasanya cukup 3 hari sekali,” jelas Chris.
Pada sebagian besar kasus bladder stone yang ditemukan pada Sulcata biasanya disebabkan oleh pakan yang tidak cocok atau diet protein yang berlebihan. Pemberian sayur dalam jumlah besar juga bisa menjadi penyebabnya ditambah faktor dehidrasi. Pemberian sayur dirasa cukup, padahal Sulcata juga memerlukan air segar yang selalu diganti.
Penyakit ini sangat berbahaya, jika tidak segera diatasi, lama kelamaan batu kandung kemihnya akan semakin membesar sehingga satu-satunya cara mengeluarkan batu tersebut lewat jalan operasi.
“Sebetulnya sayuran nutrisinya disiapkan untuk manusia dan mengandung banyak kalsium. Sulcata hanya bisa memakan sayuran jenis tertentu yang gak bikin nutrisinya jadi berlebihan. Apalagi dengan metabolisme lambat. Sisa protein yang tidak terserap sempurna akan menyebabkan penumpukan. Ujung-ujungnya jadi penyakit,” ujar Chris.
“Ukuran bladder stone pada Sulcata lumayan ekstrem. Saya pernah liat Sulcata ukuran 50 cm, batunya 15 cm. Jadi perlu operasi pemotongan atas bawah. Jadi mulai sekarang jangan terlalu sering memberi makan Sulcata dan berikan pakan yang sesuai dengan jenisnya. Biasanya untuk kura-kura darat saya kasih makan pelet dibantu dengan rumput. Kalau untuk kura-kura hutan bisa makan pepaya juga,” jelasnya lagi. (slyika)