PEKALONGAN — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengunjungi Rumah Batik Oey Soe Tjoen yang dikenal sebagai salah satu batik tulis halus peranakan tertua di Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).
Wamen Ekraf Irene mengapresiasi keuletan dan konsistensi Rumah Batik Oey Soe Tjoen yang menjaga kualitas selama satu abad itu.
Terkait maraknya permasalahan batik di Indonesia, Irene menyatakan, perlu meningkatkan nilainya terlebih dahulu.
“Salah satunya dengan hadirnya batik kurator, agar dapat memberi tahu fashion designer global perbedaan antara batik asli dengan yang tidak,” katanya di rumah batik di Kedungwuni, Pekalongan, Sabtu, (28/5/25).
Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif berbasis warisan budaya.
Rumah Batik Oey Soe Tjoen yang berdiri sejak tahun1925 itu dirintis Oey Soe Tjoen dan istrinya, Kwee TjoenGiok Nio, hingga kini dikelola oleh generasi ketiga atau cucu mereka, Oey Kiem Lian atau Widiati Widjaja.
Batik Oey Soe Tjoen sendiri dikenal melalui kehalusan goresan, ketelitian pengerjaan, serta perpaduan warna yang khas.
Setiap lembar kain tidak hanya memuat motif, tetapi juga mengandung nilai estetika tinggi yang menjadikannya layak disebut sebagai karya seni.
Keunikan ini menjadikan batik produksi Rumah Batik Oey Soe Tjoen sebagai koleksi bernilai tinggi yang diminati kolektor nasional dan internasional.
Kementerian Ekraf terus mendorong pengembangan potensikreatif di berbagai daerah, termasuk subsektor kriya seperti batik.
Melalui program fasilitasi, promosi, dan kolaborasi hexa helix, diharapkan pelaku ekonomi kreatif tradisional dapat lebih kompetitif di pasar global.
Berbicara tentang penguatan ekonomi kreatif dari daerah, Wamen Ekraf Irene turut memaparkan upaya-upaya Kementerian Ekraf seperti game corners di bandara yang mengenalkan gim lokal.
Untuk itu, Wamen Ekraf Irene mengungkapkan perlunya suatu pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan ragam jenis batik ke masyarakat mancanegara dengan tujuan menciptakan sebuah produk yang berdaya saing global.
“Kita harus memperlihatkan kepada orang luar atau dalam negeri dan siapa pun yang mengapresiasi batik ini. Untuk itu, pemerintah akan turut berkolaborasi mempersiapkan pameran agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” kata Wamen Ekraf Irene.
Dalam kunjungan itu Wamen Ekraf Irene didampingi Direktur Arsitektur dan Desain Sabar Norma Megawati Panjaitan.
Oey Kiem Lian pemilik generasi Batik Oey Soe Tjoen juga langsung menyambut Wamen Ekraf Irene.