BALIKPAPAN – Anggota Komisi XII DPR RI Syafruddin sepakat rencana beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan atau dikenal sebagai “Kilang Minyak Balikpapan” yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 10 November 2025.
Menurutnya, proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus memberikan efek ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Ini kabar baik untuk Kalimantan Timur dan Indonesia secara umum. Kilang Balikpapan akan memperkuat kemandirian energi dan mengurangi impor BBM,” ujar Syafruddin di Balikpapan, Kamis (6/11/25).
Namun, Syafruddin memberikan sejumlah catatan kritis terhadap aspek sosial yang masih belum terselesaikan oleh Pertamina di sekitar wilayah operasi RDMP.
Ia menegaskan, pembangunan besar seperti ini harus berjalan seiring dengan penyelesaian masalah-masalah sosial masyarakat lokal.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyoroti persoalan air bersih yang hingga kini masih menjadi keluhan utama warga sekitar proyek.
“Banyak warga yang belum menikmati air bersih. Bahkan ada yang masih mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Ini ironi di tengah proyek energi berskala nasional,” tegasnya.
Masalah lain yang disorot adalah status tanah warga di sekitar kilang, khususnya di Kelurahan Karang Anyar.
“Warga di sana sudah puluhan tahun tinggal, sudah beranak cucu, bahkan bercicit, tapi nasib kepemilikan tanah mereka belum jelas,” katanya.
“Pertamina harus segera menuntaskan agar tidak ada keresahan sosial yang berlarut,” ujarnya lagi.
Selain itu, dia juga meminta Pertamina membuka program magang dan rekrutmen inklusif bagi pemuda-pemudi lokal.
“Pertamina jangan eksklusif. Anak muda Balikpapan dan sekitarnya harus dilibatkan dalam program magang bahkan diberi peluang bekerja di kilang. Ini bagian dari tanggung jawab sosial,” katanya.
Ia menegaskan, keberhasilan proyek RDMP Balikpapan tidak hanya diukur dari kapasitas produksi dan nilai investasinya, tetapi juga dari sejauh mana proyek tersebut mampu memberi manfaat langsung bagi masyarakat setempat.
“Keberlanjutan proyek nasional harus selaras dengan keberlanjutan sosial. Pertamina perlu membangun kepercayaan dan rasa memiliki masyarakat terhadap proyek ini,” pungkasnya.
Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari sekitar 260.000 barel perhari (bpd) menjadi 360.000 barel perhari (bpd).
Dengan peningkatan tersebut, kilang akan menghasilkan produk bahan bakar dan petrokimia yang lebih banyak serta berkualitas lebih tinggi, mendukung target nasional untuk memperkuat ketahanan energi.