NTT – Lorens Dalu Daton, Kasat Lantas Polres Flotim, memiliki perjalanan hidup yang inspiratif. Awalnya, ia bercita-cita menjadi guru SD.
Namun, takdir membawanya menjadi seorang polisi berpangkat Iptu yang kini memimpin satuan lalu lintas di Flores Timur.
Lorens menuturkan, cita-citanya menjadi guru SD sempat terwujud.
Ia mengajar di kampung halamannya dengan gaji Rp15.000 perbulan selama 6 bulan.
Namun, hatinya tergerak untuk mengikuti tes polisi saat mendengar pengumuman.
“Saya memberanikan diri daftar polisi tanpa sepengetahuan orang tua karena mereka tidak mau kami masuk polisi atau tentara,” ungkap Lorens.
“Saya anak laki-laki tunggal dari 5 bersaudara, dan orang tua saya petani ladang tadah hujan,” lanjutnya.
Tekadnya untuk menjadi polisi begitu kuat. Ia nekat berbohong kepada orang tua, mengatakan bahwa dia pergi ke Kupang untuk mengikuti tes guru.
“Saat dinyatakan lulus baru saya jujur dan minta maaf sama orang tua sambil meneteskan air mata,” kenangnya.
Tugas pertamanya sebagai polisi di Timor Timur penuh dengan tantangan.
Situasi konflik dan minimnya personel membuatnya harus bekerja keras.
“Awalnya punya perasaan takut karena daerah konflik, ditambah dengan pengiriman yang satu kabupaten bahkan satu polwil saat itu semua kembali ke NTT hanya saya yang dapat di Timor Timur,” ujar Lorens.
Meski penuh rintangan, Lorens tetap teguh menjalankan tugas.
Dedikasi dan kerja kerasnya mengantarkannya ke posisi Kasat Lantas Polres Flotim saat ini.
Kisah Lorens Dalu Daton menjadi contoh bahwa tekad dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang mencapai cita-citanya, bahkan di luar ekspektasi.
Ia pun menjadi inspirasi bagi generasi muda di Flores Timur untuk mengejar mimpi mereka.
