JAKARTA – Mantan Ketua Umum MUI Pusat, Prof Dr Din Syamsuddin yakin ada pihak tertentu di dalam negeri yang sengaja ingin melengserkan Presiden Prabowo dari kursi kekuasaannya selama setahun ini.
Dalam “Seruan Ketegasan untuk Keselamatan”, Din menegaskan perkembangan kehidupan bangsa dan negara mengarah ke kekacauan politik yang dapat membawa malapetaka nasional.
“Dengan kekacauan politik tersebut sangat patut diduga ada pihak yang ingin menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto dan menggantikannya,” tegas pakar politik nasional tersebut, Rabu (3/9/25).
Menurut Din, Kelompok ini sengaja melakukan pembusukan politik dari dalam, dan menimbulkan serta memanfaatkan kekecewaan rakyat terhadap DPR/DPRD, Pemda, bahkan Polri.
Mereka membuat kebijakan dan tindakan yang mengecewakan agar rakyat marah.
“Besar kemungkinan pihak ini didukung oleh para oligarki ekonomi dan koruptor kelas kakap yang merasa terganggu,” tegas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Untuk itu Din menyerukan kepada rakyat cinta damai dan keadilan, khususnya mahasiswa dan umat beragama, agar tidak mudah terpengaruh apalagi ditunggangi oleh kelompok kepentingan itu, namun tetap bersikap loyal-kritis terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Selanjutnya kepada Presiden Prabowo Subianto, Din meminta agar bersikap decisive, bertindak berani, cepat dan tegas mengatasi keadaan.
“Presiden Prabowo Subianto agar berani mengganti para pembantunya baik dalam Kabinet maupun di lingkungan TNI dan Polri yang tidak menampilkan monoloyalitas dan pro rakyat.
Sedangkan kepada Angkatan Muda Umat Islam, Laskar, dan penegak Amar Makruf Nahyi Munkar, Din meminta agar bersabar menahan diri, dan jangan bermain di gendang pihak lain.
“Galang kebersamaan dengan Prajurit TNI dan Polri yang Pancasilais. Kita mendukung Presiden Prabowo Subianto untuk berani menyelamat bangsa dan negara,” tegas Ketua Umum KAMI itu.
Bagi Din, saatnya Prabowo menyatakan ucapannya sendiri, “Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi”.
Menurut Din, cepat akan selamat, lambat bawa mudarat.
Redaktur: Abdul Halim