JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menyampaikan keinginannya untuk menyelesaikan dualisme yang terjadi pada sejumlah induk organisasi cabang olahraga (cabor).
Hal itu disampaikan Menpora Erick kepada wartawan saat pengumuman penambahan anggaran SEA Games 2025 di Jakarta, Kamis (16/10/25).
“Saya minta dalam waktu tiga bulan isu dualisme sudah tidak ada lagi. Kalau ada musyawarah dan mufakat sudah diberikan, nanti Januari kami ambil posisi,” kata Menpora Erick.
Erick tidak ingin dualisme atau lebih dari satu induk organisasi cabor ini terjadi berlarut-larut karena menyangkut berbagai agenda olahraga termasuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Kalau sudah benar, kami bisa konsolidasi DBON. Setelah itu baru bisa ngomong soal PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade akan seperti apa,” ujarnya.
Komite Eksekutif NOC Indonesia, Krisna Bayu yang hadir dalam acara tersebut memuji tekad Erick Thohir dalam menyelesaikan dualisme induk organisasi cabor tersebut.
“Saya memuji tekad pak Menpora Erick Thohir untuk menyelesaikan dualisme induk organisasi olahraga tersebut,” katanya.
Dalam kasus dualisme induk organisasi olahraga itu, kata KaBe, panggilan karibnya, tidak perlu mencari pembenaran tetapi harus lebih mengedepankan sportivitas.
Karena, induk organisasi olahraga (NF) khususnya olahraga prestasi harus berafiliasi dengan Federasi Internasional (IF) yang menjadi anggota Komite Olimpiade Internasinal (IOC).
“Itu jelas tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022. NF khusus olahraga prestasi itu wajib menjadi anggota IF. Tidak perlu mencari pembenaran. Gampang kok. Bisa dilihat jelas di website IF-nya,” tegasnya.
Dualisme induk organisasi olahraga cabor terjadi pada caabor anggar yakni Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) pimpinan Agus Suparmanto yang diakui KONI Pusat dan PB IKASI pimpinan Amir Yanto yang menjadi anggota NOC Indonesia dan Federasi Anggar Internasional (FIE).
Lalu, cabang olahraga tenis meja. Ada Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) pimpinan Pieter Layardi (dakui KONI), Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) pimpinan Oegroseno dan Indonesian Pingpong League (IPL) yang telah menjadi anggota NOC Indonesia dan Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF).
Kemudian, organisasti tinju amatir dimana ada Pengurus Besar Tinju Nasional (PB Pertina) yang merupakan anggota KONI Pusat dan Pengurus Besar Tinju Indonesia (PERBATI) pimpinan Ray Zulham Farras Nugraha.