JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghadiri sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Lembaga Akreditasi Gabungan Kesehatan Primer Indonesia (Lafkespri) Tahun 2025 di Jakarta.
Dalam sambutannya, Cak Imin menegaskan bahwa sektor kesehatan merupakan bentuk paling nyata dari upaya pemberdayaan masyarakat.
“Kesehatan adalah bentuk paling nyata dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Karena itu saya bersyukur bisa hadir dalam forum ilmiah dan Rakernas Kedua Lagkespri 2025 yang dapat dilaksanakan sebagai bagian integral dalam upaya kita membangun fasilitas kesehatan secara merata,” ujar Cak Imin.
Cak Imin menyampaikan apresiasi terhadap kiprah Lafkespri yang telah mengakreditasi lebih dari 4.800 fasilitas kesehatan primer (faskes) di seluruh Indonesia. Menurutnya, kerja nyata ini berkontribusi besar dalam memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan layak.
“Saya apresiasi kiprah Lagkespri yang telah mengakreditasi lebih dari 4.800 faskes primer di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat bisa mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan layak,” katanya.
Lebih lanjut Cak Imin menyoroti masih adanya tantangan di sektor kesehatan primer.
Saat ini terdapat 10.280 puskesmas yang menjadi andalan masyarakat untuk berobat.
Namun, masih ada 4,6 persen puskesmas yang belum memiliki dokter, serta 38,8 persen yang belum memiliki tenaga medis memadai.
“Fasilitas kesehatan yang begitu banyak ini harus mampu memberikan pelayanan sesuai standar, cepat, dan tepat. Meskipun masyarakat miskin telah menerima PBI JKN, namun potensi turun kelas membesar apabila pelayanan kesehatan memburuk,” tegasnya.
Menurut Cak Imin, menghadirkan fasilitas kesehatan yang memadai bukan hanya soal layanan medis, tetapi juga langkah penting dalam membangun masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berdaya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki peluang besar menjadi negara dengan sistem dan fasilitas kesehatan terbaik dalam tiga dekade mendatang, jika dilakukan pembenahan secara menyeluruh pada layanan kesehatan primer.
“Kuncinya adalah memperbaiki faskes primer, pemerataan dokter umum dan spesialis, serta inovasi layanan berbasis teknologi,” pungkasnya.