ANDA pernah makan berat di warung nggak dikasih air ? Sekarang jadi sesuatu yang lumrah. Padahal, keberadaan air minum penting untuk mendorong makanan masuk ke dalam tubuh manusia.
Kalau nggak ada air, bisa-bisa keseretan dan bahaya bagi orang yang sedang menyantap makanan berat.
SEMAKIN ke sini, para pedagang semakin tega dan keterlaluan. Jika pembelinya tidak minta air minum, sama sekali nggak dikasih. Padahal, kalau makan berat, satu paket dikasih air minum. Kalau pembeli minta, baru dikasih. Itu pun ditawarkan minuman yang berbayar, bukan yang gratisan.
PEDAGANG makanan berat tidak menyediakan atau menjual air minum sekarang jadi fenomenal. Celakanya, ada pembeli yang minta air minum, malah disuruh minta ke warung sebelah. Pasti harus bayar, walaupun sekadar air putih (mineral) sekalipun. Alasannya, berbagi rezeki. Tetapi, sungguh alasan yang tidak manusiawi.
BAGI yang punya uang lebih, mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi, bagaimana dengan orang yang cukup untuk beli makanan berat saja. Lalu, jika insiden (kecelakaan) tersedak atau keseretan akibat makanan yang disantap, apakah pedagang mau bertanggungjawab ?
MOHONLAH, kepada para pedagang harus berjiwa manusiawi. Apalagi, pembeli sudah membeli makanan di warung Anda. Kalau pun air sekarang dianggap mahal, tak masalah dihitung satu paket dengan makanan.
Asalkan, tradisi lama yang baik (beli makan dapat minuman) harus tetap dijaga. Yaitu, menyediakan makanan disertakan air minumnya. Seperti kaidah fiqih, memelihara tradisi lama yang baik, dan menerima tradisi baru yang lebih baik.
KALAUPUN memang gratis, anggaplah amalan sedekah. Toh, air minum bukan variabel yang terpisah dengan makanan berat. Ia satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena faktor kemanusiaan dan efek kesehatan.
MOHON maaf lahir dan bathin. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam.
Nucholis Qadafi
Penceramah, Usahawan dan Jurnalis