JAKARTA – Donny Alamsyah, aktor kawakan Indonesia mengungkapkan pengalamannya mempersiapkan peran sebagai pemandi jenazah dalam film horor terbaru “Sengkolo Malam Satu Suro.”
Film besutan sutradara Hanny R. Saputra ini diproduksi MPV dan juga diperankan Nesia Weroza Puspa, Fauzan Nasrul, Rahmet Babail, Kenya Nindia, Adit Nugraha, Dasha March, dan Dayinta.
Donny Alamsyah mengaku, Sengkolo Malam Satu Suro adalah film horor pertamanya yang total mengusung genre horor.
“Ini film horor pertama saya yang total horor. Sebelumnya ada horor tapi lebih ke thriller. Skripnya sangat bagus dan membangun ketegangan dengan perlahan, tidak hanya jump scare saja,” ujar Donny ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/24).
Menariknya, Donny telah mempelajari cara memandikan jenazah jauh sebelum mendapatkan peran ini.
“Ayah saya, yang sudah almarhum, setahun sebelum meninggal meminta saya belajar memandikan jenazah. Beliau ingin anak-anaknya yang memandikan saat meninggal nanti,” katanya.
“Jadi, saya belajar urutannya, tata caranya, dan ternyata memandikan jenazah bukan hal yang mistik atau menyeramkan. Justru itu penghormatan terakhir yang penuh kasih sayang,” jelas Donny lagi.
Sayangnya, ketika ayahnya meninggal, Donny tidak bisa memenuhi wasiat tersebut karena sedang syuting di Jogja.
“Ayah meninggal pada tahun 2020 ketika saya sedang syuting di Jogja. Ada tetangga, saudara, dan teman yang membantu memandikan. Meski merasa menyesal, saya percaya itu bentuk takdir,” tuturnya.
Dalam film “Sengkolo Malam Satu Suro,” Donny memerankan tokoh Ibrahim, seorang pemandi jenazah yang baik hati namun mengalami krisis iman setelah sebuah tragedi.
“Adegan membuka film ini menampilkan saya memandikan seorang bapak. Saya menjalani adegan itu dengan serius, mencoba menghormati jenazah seperti yang saya pelajari,” kata Donny.
Donny juga berbagi tantangan unik saat harus memandikan jenazah yang kondisinya tidak biasa dalam film.
“Ada adegan di mana saya memandikan mayat yang sudah belajar ilmu hitam. Saya harus berdiskusi dengan sutradara dan pemain untuk memastikan adegan berjalan dengan aman dan realistis,” ungkapnya.
Donny membandingkan tantangan bermain di genre horor dengan aksi.
“Secara konsep, horor dan aksi itu sama-sama memiliki ancaman yang mengancam karakter utama. Bedanya hanya pada bentuk ancaman tersebut. Di horor, ancamannya lebih menyeramkan dan psikologis, sedangkan di aksi lebih fisik,” jelasnya.
Film “Sengkolo Malam Satu Suro” diharapkan bisa memberikan pengalaman horor yang berbeda bagi penonton, dengan kualitas cerita dan ketegangan yang dibangun secara perlahan dan mendalam.
Film ini akan segera tayang di bioskop-bioskop Indonesia. (Munady)