Hadir dalam Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM 17 Oktober 2025 tidak mampu mengubah ijazah palsu menjadi asli.
Bahwa Jokowi pernah kuliah hanya sebatas itu yang bisa disimpulkan, tetapi lulus menjadi sarjana belum tentu.
Meski Rektor Ova Emilia menyebut alumni namun semua tahu alumni itu sebutan bagi yang pernah kuliah.
Banyak alumni yang tidak menyelesaikan kuliahnya.
Drama demi drama dimainkan Jokowi dan UGM dari Reuni hingga Dies Natalis.
Betapa naif dan bodohnya UGM dalam membantu menyelesaikan masalah.
Semestinya bukan dengan sekedar menyebut Jokowi sebagai alumni dalam sambutan, tetapi beri kesempatan sang alumni mantan Presiden yang dibanggakan itu naik mimbar agar menunjukkan ijazahnya, lalu berbasa basi sedikit sambil mempersilahkan siapapun atau lembaga apapun untuk menguji keasliannya.
Cuma hadir, apalagi tak hafal salam UGM, senyum-senyum, angguk sana angguk sini kepada teman, bukanlah jawaban akurat.
Itu masih dalam sandiwara dari seorang pemain watak yang terus mencoba menutupi kepalsuan.
Gerakan mafia ternyata telah sukses masuk ke kampus ternama.
Jaringan itu masif, intensif, manipulatif, dan tentu destruktif. UGM melakukan harakiri hanya untuk seorang Jokowi.
Sadarkah Ova Emilia juga Sigit Sunarta bahwa yang rakyat masalahkan adalah ijazah Jokowi?
Coba bantu rakyat Indonesia untuk percaya pada bukti dan bukti, bukan drama dan drama, palsu dan palsu.
Kita sudah bosan dengan hal itu. UGM tidak mampu menjadi kampus terbuka.
Jika ijazah itu asli bukan begini caranya, berbelit-belit, membelit, bahkan membuat perut melilit.
Foto copy ijazah yang ditampilkan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, tayangan oleh “teman-teman” Jokowi, dokumen yang ditunjukkan ke wartawan, tayangan layar monitor Bareskrim, ijazah “asli” Dian Sandi, salinan ijazah KPU dan KPUD DKI, serta foto copy KPUD Surakarta, semuanya itu sama dan sama.
Ijazah model demikian sudah diuji secara digital forensik dan dihasilkan kualifikasi: Palsu.
UGM terkait dokumen selalu berkelit, pihak Kepolisian hingga kini menutup hasil pemeriksaan.
Jika barang ini asli, Kepolisian sudah dengan cepat dan cekatan mengumumkan hasil laboratorium forensiknya.
Tapi nyatanya tetap saja ijazah itu disembunyikan. Ini menjadi alasan wajar bahwa publik tetap yakin bahwa ijazah Jokowi itu palsu.
4 (empat) tahun dimasalahkan, tidak ada satu pihak atau lembaga pun yang mampu membuktikan bahwa ijazah itu asli. Kepolisian pun tidak.
Sudahlah, ijazah Jokowi itu memang palsu, palsu. Stop tipu-tipu.
M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Redaktur : Abdul Halim