Home Berita IKA Unpad dan Sadaqa Gelar Sound for Humanity, Konser Amal untuk Palestina dan Perdamaian Dunia

IKA Unpad dan Sadaqa Gelar Sound for Humanity, Konser Amal untuk Palestina dan Perdamaian Dunia

by Slyika

BANDUNG – Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) berkolaborasi dengan Lembaga Kemanusiaan SADAQA akan menggelar Konser Amal bertajuk “Sound for Humanity (SFH)”.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-68 Unpad.

Konser amal ini digagas sebagai wadah ekspresi kemanusiaan dan solidaritas lintas generasi, yang menggabungkan kekuatan musik, seni, dan semangat kepedulian sosial terhadap krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023 dengan lebih dari 61.400 jiwa telah melayang yang mayoritas adalah warga sipil tak bersenjata.

Selama satu hari penuh, Sound for Humanity [SFH] akan menghadirkan sejumlah musikus ternama tanah air seperti The Changcuters, HiVi!, Voice of Baceprot [VoB], Kuburan, Panji Sakti, bersama talenta-talenta kampus dan alumni Unpad, dalam suasana festival yang hangat, inklusif, dan menginspirasi.

“IKA Unpad bersama Universitas Padjadjaran dan Lembaga Kemanusiaan SADAQA menggagas konser amal ini sebagai bentuk nyata solidaritas terhadap masyarakat Gaza yang masih memperjuangkan harkat kemanusiaannya,” ujar Sekretaris Jenderal IKA Unpad, Yhodhisman Soratha dalam konferensi pers di Kampus Unpad Bandung, Selasa.

Dua tahun sejak krisis kemanusiaan di Gaza kembali memuncak, dunia terus menyaksikan kehancuran yang tak kunjung reda. Pada 23 Agustus 2025, Khaled Mohammed Al-Madhoun—juru kamera Palestine TV—menjadi salah satu korban terbaru dalam daftar panjang warga Palestina yang gugur akibat serangan militer Israel. Ia tewas saat meliput di tengah reruntuhan, membawa serta suara yang tak sempat disiarkan.

“Kami berharap pemerintah Indonesia terus aktif menyuarakan penyelesaian segera krisis kemanusiaan di Gaza, sesuai amanat konstitusi,” sambung pria yang akrab disapa Odis ini.

Ketua Panitia SFH, Yeni Fatmawati menuturkan, “Konser SFH lahir dari semangat untuk mengubah empati menjadi aksi. Kami ingin mengajak sivitas akademika, alumni, dan anak muda untuk menyuarakan kemanusiaan secara hangat dan inklusif—lewat musik, seni, dan tindakan nyata. Solidaritas tidak mengenal batas geografis maupun latar belakang,” paparnya.

Pengacara sekaligus seniman ini menambahkan, “Kami berharap konser ini bukan hanya menjadi momen hiburan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kepedulian bisa disalurkan dengan berbagai cara. Kami percaya, musik bisa menjadi bahasa universal untuk mengirimkan pesan cinta dan perdamaian dari Jatinangor untuk dunia,” tambahnya.

Selama satu hari penuh, mereka akan tampil dalam suasana festival yang menggabungkan seni, musik, dan pesan perdamaian, dengan diharapkan tidak berhenti di atas panggung, tetapi terus bergema sebagai gerakan empati, solidaritas, dan kemanusiaan dari kampus Jatinangor untuk dunia.

Sementara itu, Direktur Lembaga Kemanusiaan SADAQA, Ahmad Rofiqi, menegaskan pentingnya menjadikan konser amal ini sebagai gerakan bersama yang berdampak nyata.

“Konser ini menjadi ruang ekspresi bersama di tengah tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina. Ketika sistem dunia lumpuh menghadapi genosida brutal, SFH memadukan suara seniman, cendekiawan, mahasiswa, dan aktivis kemanusiaan untuk menggaungkan pesan keadilan,” ujar pria yang biasa diakrabi dengan sebutan Ustadz Rofiqi ini.

“Di sinilah konser SFH menjadi penting. Harapan kami, SFH akan menjadi gelombang yang disambut berbagai komunitas di luar Universitas Padjadjaran, agar suara dukungan buat Palestina bergema ke seluruh Nusantara dan dunia,” ujarnya.

Dari deretan pengisi acara, Firda ‘Marsya’ Kurnia angkat suara. “Kami ikut SFH karena percaya bahwa setiap nada bisa menjadi doa, dan setiap lirik bisa menjadi seruan untuk hidup yang lebih adil. Nyanyian kami adalah bentuk perlawanan terhadap mereka yang merampas hak hidup orang lain. Untuk Palestina, untuk kemanusiaan,” tegas vokalis dan gitaris VoB ini.

Melalui konser amal ini, panitia berharap semangat SFH tidak berhenti di atas panggung. Konser ini juga menjadi gema yang meluas menghidupkan kembali nilai-nilai empati, solidaritas, dan kemanusiaan, terutama dari kalangan anak muda, yang kini amat dibutuhkan dunia.

You may also like

Leave a Comment