MAKASSAR – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Parepare tetap produktif di masa pandemi. Mereka menekuni keterampilan mebel, mulai dari kursi tamu, kursi teras, lemari hias, tempat tidur/dipan, almari jam hingga meja makan.
”Sebanyak 34 orang warga binaan sudah dilatih dan akan terus ditambah jika pesanan meningkat,” ungkap Kepala Lapas Kelas II Parepare Indra Mokoagow dalam keterangannya di Lapas Parepare, Senin (9/8/21).
Kegiatan kemandirian ini, pihaknya bekerjasama dengan salah satu pengusaha furniture di Kota Parepare. Pengusaha inilah yang memasarkan hasil mebel WBP tersebut.
Konsumen juga bisa langsung melakukan pemesanan dengan melihat langsung pengerjaan barang di bengkel kerja Lapas Parepare.
“Saat ini pemasaran dan pemesanan masih dilakukan melalui media sosial UD. Kembar Jepara dengan memanfaatkan aplikasi market place,” kata Indra.
Harga yang ditawar, lanjut Indra, sangat kompetitif dan beragam yaknj kursi teras seharga Rp1,2 juta, kursi minimalis seharga Rp3 juta, kursi madura keong sehargaRp 4,6 juta, kursi madura udina seharga Rp6,7 juta dan mimbar besar seharga Rp8,4 juta.
Lapas Parepare, kata Indra, juga telah merencanakan akan membuka unit-unit produksi lainnya seperti laundry, pengelasan, kanopi dan hidroponik, dengan target mampu menyerap sumber daya manusia WBP hingga minimal 75% warga binaan yang memenuhi syarat.
WBP berinisial BD mengaku sangat bersyukur bisa mengkuti program pembinaan di Lapas Parepare. Selama menjalani pidana, ekonomi keluarganya mulai menurun. Namun, kini bahkan bisa menyisihkan sebagian upahnya untuk keluarga.
“Saya bersyukur diikutkan bekerja di sini, selain mendapatkan pengalaman saya juga sudah tidak pernah meminta kiriman makanan dari luar bahkan saya bisa sisihkan premi saya untuk anak-anak saya,” kata BD.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan Harun Sulianto mengapresiasi upaya pembinaan yang dilakukan lapas Parepare.
“Dalam setiap kesempatan kami selalu meminta kepada kepala UPT untuk melaksanakan kegiatan produksi di dalam lapas sebagai bagian dari pembinaan kemandirian agar menjadi bekal bagi WBP, untk beritegrasi kembali dengan masyarakat,” jelas Harun. (abd)