PALEMBANG – Usai penjual kerupuk keliling mendatangi Propam Polda Sumsel terkait dugaan salah tangkap terhadap anaknya, kini tiga orang ibu lainnya kembali mendatangi Polda Sumsel dengan kejadian serupa.
Ningsih (47), mendatangi Propam Polda Sumsel untuk melaporkan dugaan salah tangkap terhadap anaknya, Sendy (20), yang dilakukan Satreskrim Polrestabes Palembang terkait kasus pengeroyokan.
“Jelas-jelas anak saya ada di rumah waktu pengeroyokan itu terjadi. Tapi kok, malah anak saya yang dijemput polisi,” ujar Ningsih saat ditemui di Mapolda Sumsel, Selasa (23/11/21).
Menurutnya, saat terjadi pengeroyokan dengan korban Tivan Simanjuntak (33) di Jalan Gotong Royong III, Sukamaju, Sako Palembang, Minggu (3/10/21) lalu, Ningsih memastikan anaknya berada di rumah pukul 02.00 WIB.
“Anak saya berada di rumah mulai dari pukul 02.00 WIB sampai pagi hari, sedangkan pengeroyokan tejadi sekira pukul 04.30 WIB,” jelas Ningsi.
Keberadaan anaknya pada saat kejadian diyakini Ningsih lantaran dirinya selalu terbangun saat malam hari hingga subuh lantaran aliran air PDAM di kawasan tempat tinggalnya terjadwal menyala di waktu itu.
“Anak saya lagi tidur karena besok harus bekerja,” jelasnya.
Tiga hari pasca kejadian oenyeroyokan tersebut, kata Ningsih, anggota Polrestabes Palembang mendatangi kediaman masing-masing dari lima pemuda terduga pelaku pengeroyokan tersebut.
Dugaan tindak kekerasan yang dialami kelima pemuda tersebut juga diketahui pihak keluarga melalui postingan akun media sosial salah satu anggota yang ikut melakukan penangkapan.
Akan tetapi rekaman video itu saat ini sudah dihapus oleh pemilik akun. Namun, pihak keluarga sempat mengambil video yang pernah diviralkan itu.
“Dalam video itu, anak saya memang mengaku ikut pengeroyokan. Tapi pengakuan itu dia sampaikan karena dipaksa. Anak saya dipukuli bahkan diancam akan ditembak kalau tidak mau mengaku. Namanya anak kisaran 18-20 tahun, pasti takut dapat ancaman seperti itu,” ucapnya.
Ningsih juga mendapati kondisi anaknya yang memprihatinkan lantaran para keluarga terduga pelaku pengeroyokan mengunjungi anak-anaknya di tahanan Polrestabes Palembang.
“Anak saya memar di mata. Lalu, ulu hatinya juga dipukul. Sakit hati saya melihat anak saya yang tidak bersalah, tapi justru dapat perlakuan seperti itu,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Santi (38) ibu Ridho agustian (19), pemuda yang ikut ditangkap dalam peristiwa tersebut mengatakan, pihak keluarga juga membuat laporan ke Propam Polda Sumsel.
Akan tetapi mereka seakan mendapat respon yang kurang baik dari petugas.
“Sampai sekarang tidak ada respon. Bahkan kami merasa seperti diabaikan. Tidak tahu lagi, setelah ini kami akan melapor kemana demi membela anak-anak kami,” ungkapnya.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Santi sangat berharap ada keadilan bagi anak-anak mereka. “Kebebasan anak kami sudah terenggut. Kami ingin keadilan. Anak-anak kami tidak bersalah, kenapa harus dapat perlakuan seperti itu,” ujarnya.
Diketahui, kelima pemuda yang ditangkap Sat Reskrim Polrestabes Palembang tersebut adalah Sendy Setiawan (20), Rido Agustian (19), Purnama (20), Revan (19) dan Farhan (18).
Sementara itu, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Rudi Setiawan saat dikonfirmasi menjelaskan, terkait kejadian tersebut belum ada laporan dan akan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
“Belum ada laporan, kami akan cari tahu dulu terkait kejadian ini,” ucapnya. (dede febriansyah)