Home Berita Stafsus Menteri Agama Sebut Media Adalah Mitra Strategis Kemenag

Stafsus Menteri Agama Sebut Media Adalah Mitra Strategis Kemenag

by Slyika

BOGOR – Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Wibowo Prasetyo mengungkapkan, media merupakan mitra strategis bagi Kemenag.

Tanpa mereka informasi terkait Kemenag takan bisa tersebar secara masif dan menjangkau kepada masyarakat.

“Kemarin, Kemenag mendapat tiga penghargaan dari Tempo Ministry Award, terkait pengelolaan komunikasi terbaik, pengelolaan website terbaik, dan pengelolaan media massa terbaik. Penghargaan ini sejatinya atas bantuan dan support teman media,” ungkap Bowo saat menghadiri Media Gathering Kemenag, di Bogor, Sabtu (10/12/22).

“Memang masih ada yang perlu kita tingkatkan lagi yaitu pengelolaan media sosial. Saya rasa ini juga perlu bekerjasama dan bersinergi dengan teman media. Karena banyak media merupakan influencer yang mampu menginfluence,” lanjutnya.

Wibowo juga berharap Media Gathering bisa dibuat lebih rutin, tidak hanya satu tahun sekali. “Setahun mungkin bisa tiga kali, jangan hanya satu kali. Dan mungkin bisa siapkan support sistem agar temen media semakin semangat dalam membantu menyebarkan informasi Kemenag,” harapnya.

Sekali lagi, Ia berterima kasih kepada seluruh teman wartawan dan seluruh awak humas di unit Eselon I Kemenag.

Sebab, mereka sudah bekerja keras dalam memberikan layanan informasi publik sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Ia pun mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sedang membuat satu modul, terkait peliputan konflik keagamaan.

Modul ini akan dibahas bersama dengan pemerhati media  Savic Ali, Anggota Dewan Pers Atmaji Sapto Anggoro, dan para jurnalis.

Modul tersebut diharapkan menjadi bekal  untuk awak media  saat meliput konflik keagamaan.

“Karena menurut saya peliputan konflik keagamaan ini sangat rentan. Jika salah memberi informasi, bisa jadi bukan memadamkan api, namun menyulut api lebih besar,” ungkap Wibowo.

Ia pun menjelaskan bahwa sebagian pengamat menilai tahun 2023 atmosfer kontestasi politik akan mulai memanas, dan sangat rentan membawa isu politik identitas terutama keagamaan.

“Tapi saya harap tidak terjadi. Saya harap teman media bisa  menjadi agen kerukunan umat beragama di tengah panasnya perpolitikan Indonesia,” lanjutnya.

Karena menurutnya, pemberitaan media yang damai dan kondusif adalah obat agar tidak muncul politik identitas.

Terakhir, ia mengajak media untuk ikut menggelorakan semangat moderasi beragama. “Terima kasih sahabat media semua. Tanpa kalian Kemenag bukan apa-apa,” tuturnya. (abdul halim) 

 

You may also like

Leave a Comment