Home Berita Berbanding 1:11.000, Sumsel Kekurangan Dokter Spesialis

Berbanding 1:11.000, Sumsel Kekurangan Dokter Spesialis

by Slyika

PALEMBANG – Jumlah dokter spesialis di wilayah kota besar berbanding terbalik dengan dokter spesialis yang berada di daerah. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut jika Indonesia masih banyak kekurangan dokter spesialis.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan (Sumsel) Trisnawarman mengatakan, ada perbedaan jumlah dokter spesialis di provinsi Sumsel, sehingga wilayah yang jauh dari perkotaan memaksa warganya harus pergi ke kota tetangga demi mendapatkan pengobatan dokter spesialis.

“Memang di Sumsel ada kekurangan juga seperti data yang dikeluarkan Kemenkes RI. Kekurangan itu terbanyak untuk dokter subspesialis, seperti dokter anestesi, paru, dan penyakit dalam,” ujar Trisnawarmam, Senin (9/1/23).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah dokter di Sumsel pada 2021 mencapai 1.078 orang yang tersebar di Puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan data dokter umum di tahun yang sama mencapai 2.340 orang.

Menurutnya, jumlah tersebut belum ideal untuk melayani masyarakat yang ingin mendapatkan pengobatan.

Kurangnya dokter spesialis menyebabkan satu dokter spesialis harus melayani 9.000-11.000 orang

“Dari segi ketersediaan sudah ada banyak dokter spesialis, tetapi masih banyak kekurangan. Perlu dibuka kran penerimaan dokter spesialis dan sekarang sedang dilakukan,” jelasnya.

Diakui Trisna, jika penyebaran dokter spesialis di daerah memunculkan ketimpangan jumlah dokter.

Seperti pada wilayah yang jauh seperti Musi Rawas Utara (Muratara) dan Musi Rawas (Mura), memaksa warganya harus pergi ke kota terdekat seperti Lubuk Linggau.

“Biasanya di kota besar terdekat, merujuk ke subspesialis yang menangani penyakit pasien. Setelah didiagnosa oleh dokter spesialis, biasanya akan disarankan ke subspesialis,” jelasnya.

Dirinya juga mencatat dari ketersediaan dokter spesialis di 17 kabupaten dan kota di Sumsel, masing-masing daerah sudah memiliki dokter spesialis untuk empat bidang seperti spesialis anak, bedah, penyakit dalam, dan obygin.

“Untuk daerah yang jauh biasanya ada satu sampai dua dokter spesialis. Cuma memang kita juga kekurangan untuk dokter subspesialis, seperti penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, anestesi dan paru,” jelasnya.

Dinkes Sumsel mencatat kebanyakan dokter spesialis berada di kota Palembang. Pihaknya tak bisa menyalahkan banyak dokter yang ingin berpraktik di kota besar.

Persoalan tersebut harus ditanggapi pemerintah kabupaten dan kota untuk menjaring dokter spesialis.

“Selama ini sebenarnya pemerintah ada program wajib pengabdian dokter spesialis ke daerah-daerah. Pemerintah kabupaten dan kota seharusnya menganggarkan juga insentif kepada para dokter,” jelasnya.

Persoalan kurangnya dokter spesialis khususnya di daerah disebabkan banyak faktor, salah satunya insentif yang minim. Seorang dokter spesialis paling tidak mendapatkan insentif minimal Rp25 juta.

“Bisa buat pengumuman, silakan datang ke kota ini ada insentif rumah dinas atau bonus lain. Siapa yang gak mau. Dokter juga gak mau ditelantarkan, mereka menginginkan hidup yang layak,” jelasnya.

Berbagai solusi sudah disiapkan untuk menjaring dokter spesialis agar mau bertugas di daerah. Salah satunya program beasiswa yang diberikan Kemenkes dan Kemenkeu lewat LPDP.

Beasiswa ini dibuka untuk para dokter yang ingin mengambil spesialis. Setelah mengambil spesialis, para dokter diharapkan tergerak mengabdi di daerah.

“Di Sumsel banyak dokter yang lolos. Beasiswanya tidak ada kuota, semua bisa ikut,” jelasnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru, tak menampik jika wilayahnya mengalami defisit jumlah dokter.

Tak hanya dari segi kuantitas, sebaran tenaga kesehatan masih banyak menumpuk di perkotaan. “Jadi tidak sampai ke desa-desa, hanya sampai ibu kota atau kabupaten saja,” jelasnya.

Menurutnya, sudah kewajiban seorang dokter untuk mengabdi kepada masyarakat lewat ilmu yang dimilikinya. Setiap dokter memiliki tanggung jawab moril yang harus diaplikasikan kepada kehidupan.

“Apa lagi ada janji dan sumpah dokter untuk melayani tidak hanya di kota saja, tetapi semuanya,” jelasnya.

Reportase: Deansyah

You may also like

Leave a Comment