Home Opini Bekerja adalah Terapi, Mengalir pada Aliran dan Ritme

Bekerja adalah Terapi, Mengalir pada Aliran dan Ritme

by Slyika

Batas bekerja sebagai terapi adalah ketika pekerjaan Anda cukup menantang untuk menarik perhatian Anda sepenuhnya, namun tidak terlalu menantang sehingga melampaui kemampuan Anda.

Bekerja sebagai terapi, juga bukan tentang profesi dan identitas yang mengiringi. Namun lebih kepada keterlibatan dan melebur pada aliran dan ritme aktivitas.

Ritme adalah aliran, irama atau kecepatan yang Anda pilih untuk bergerak sehari-hari. Rutinitas adalah ritual yang kita lakukan untuk membantu kita mempertahankan ritme yang kita pilih.

Ritme dan aliran membuat kita tetap teguh dan terpusat pada apa yang kita hargai dan apa yang penting bagi kita serta membantu terhindar dari rasa capek pada mental dan fisik

Bekerja sebagai terapi adalah tentang bagaimana kita terlibat pada pengalaman yang syukur-syukur sampai pada tingkatan ekstatik (kegembiraan).

Ekstatik berasal dari dua kata Latin: ex (berarti terpisah) dan stasis (berarti berdiri) — menunjukkan keadaan di mana kita secara simbolis ‘berdiri terpisah’ dari diri kita sendiri — terpisah dari lapisan identitas kita yang padat, detail, dan egois yang kita miliki.

Antidot dari kerentanan meromantisasi pekerjaan sebagai indentitas profesi. Tidak punya titel atau label profesi menjadi depresi.

Melebur pada aliran dan ritme aktivitas, merupakan periode tarian gembira, bagaimana rasanya menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri, acuh tak acuh terhadap ego kita sendiri, dipersatukan kembali dengan kemanusiaan.

Kapasitas kita terbatas

Tantangan di era saat ini adalah tuntutan dalam hidup semakin melebihi kapasitas kita.

Informasi digital, sedangkan kemampuan analog.

Menjadi sorotan antara teknologi digital dan meningkatnya kompleksitas, semakin banyak informasi dan permintaan yang datang kepada kita, lebih cepat dan tanpa henti dibandingkan sebelumnya.

Anggaplah kapasitas merupakan bahan bakar untuk bergerak. Maka mengetahui dan menyadari batas akan membantu tangguh, terutama saat mengalami kemunduran atau kesulitan bahkan ketika harus mengejar.

Terdapat kesenjangan antara tehnologi digital dengan kapasitas individu yang analog (setiap orang mempunya pace sendiri dan unik, ada yang cepat ada yang lambat).

Menemukan ritme pribadi dan menyelaraskan dengan tuntutan dapat membantu menemukan harmonisasi antara rasa asyik, gembira juga kesegaran sehingga memberi manfaat terapeutik walau tidak seoptimal seperti menemui konselor atau terapis profesional.

Melebur pada aliran dan ritme berarti Anda memasuki zona kenikmatan

Bekerja bisa menjadi petaka apabila menimbulkan stres yang luar biasa. Di lain sisi, juga berpotensi mengundang jenuh.

Di tengah-tengah atau dialektika “bekerja sebagai terapi” adalah kegiatan tersebut cukup menantang untuk menarik perhatian Anda, namun belum cukup untuk membuat kewalahan dan kelelahan (tuntutan melampaui kapasitas).

Di zona tengah yang sempurna inilah ” bekerja menjadi terapi”.

Mihaly Csikszentmihalyi di Universitas Chicago menemukan bahwa orang-orang lebih sering mencapai zona ini saat bekerja (54 persen) dibandingkan saat bersantai (18 persen).

Saat berada di zona ini, orang merasa kreatif, aktif, terkonsentrasi, kuat, dan bahagia – lebih dari saat mereka tidak berada di zona tersebut.

Csikszentmihalyi menjelaskan bahwa aliran terjadi ketika kemampuan kita sejalan dengan tantangan yang dihadapi, dan kita memiliki fokus yang jelas, tujuan yang jelas, dan umpan balik yang langsung.

Terampil mengalir dalam aliran informasi dan energi, dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Ketika kita berada dalam aliran, waktu terasa berlalu dengan cepat, dan kita merasa terlibat sepenuhnya dalam aktivitas tersebut.

Aliran memberikan rasa kepuasan mendalam, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kinerja, dan membantu kita mencapai kemajuan pribadi.

You may also like

Leave a Comment