JAKARTA – Langkah Pemkab Cianjur memparpanjang masa tanggap darurat bencana banjir, longsor dan pergerakan tanah atau tanah amblas hingga 18 Desember 2024 dinilai tepat.
Langkah tersebut untuk memastikan penanganan tanggap darurat bisa berjalan maksimal.
Anggota Fraksi PKB dari Dapil Jabar III (Cianjur-Kabupaten Bogor) Neng Eem Marhamah mengatakan perpanjangan masa tanggap darurat ini diharapkan dapat membantu menangani bencana alam yang terjadi di Cianjur.
Apalagi saat ini bencana yang terjadi meliputi 18 kecamatan dalam bentuk banjir, longsor, hingga pergerakan tanah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat sebanyak 2145 rumah rusak yang tersebar di 18 kecamatan.
“Jika melihat luasan wilayah dan dampak yang ditimbulkan langkah memperpanjang masa tanggap darurat yang harusnya berakhir 11 Desember menjadi 18 Desember 2024 bisa memastikan korban mendapat bantuan secara maksimal,” katanya.
Neng Eem mengatakan bencana hidrometeorologis di Cianjur seolah terus berulang di setiap tahun.
Kontur tanah di Cianjur rentan terjadinya longsor apalagi ditambah intensitas hujan yang tinggi. “Ini pasti selalu terjadi,” katanya.
Dia berharap untuk jangka panjang, akan dilakukan pemetaan wilayah sehingga dapat diketahui daerah mana saja yang rentan terjadinya pergeseran tanah.
Dengan mengetahui pemetaan wilayah, maka ini bisa meminimalisir terjadinya longsor sehingga tidak dapat dijadikan kawasan tempat tinggal.
“Daerah yang rawan longsor tentunya tidak aman untuk ditinggali oleh masyarakat,” katanya.
Neng Eem menilai edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat harus rutin dilakukan sehingga masyarakat semakin aware dengan adanya bencana alam dan bisa mengantisipasinya.
Edukasi tersebut juga bisa meminimalisir dampak kerugian serta jumlah korban jiwa.
“Termasuk mengetahui daerah mana yang sebaiknya tidak dibangun perumahan permanen,” katanya lagi.
Anggota Komisi IX ini mengatakan, upaya membantu menangani bencana alam ini dilakukan dengan pemberian pengobatan gratis di beberapa titik bencana banjir dan longsor.
Pemberian pengobatan gratis ini diharapkan dapat membantu para korban banjir dan longsor yang membutuhkan bantuan.
“Pengobatan gratis ini adalah penanganan pertama yang dapat kami lakukan untuk masyarakat,” katanya.
Neng Eem mengaku telah melakukan koordinasi dengan Kepala Desa terkait untuk membantu meminimalisir dampak bencana.
Ia mengatakan turut berbela sungkawan atas kejadian yang menimpa masyarakat Cianjur dan berharap hal ini tidak terjadi lagi.
“Kami akan perjuangkan agar dilakukan penanganan segera,” tambahnya.