Tidak menduga sama sekali dan sangat mengejutkan, jika akhirnya Anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi Partai Gerindra H. Kamrussamad terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) periode 2022-2027 dalam Munas di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa-Rabu (6-7/12/22) lalu.
Munas dibuka Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo dan turut berbicara Jusuf Kalla (mantan wapres), Sutrisno Bachir (mantan Ketua KEIN) dan Zulhas (Mendag). Munas ditutup Menparkeraf Sandaiga Uno.
Pasalnya, sehari sebelumnya Sekjen HIPKA selama 12 tahun (2010-2022) yang juga maju sebagai calon Ketua Umum HIPKA, H Nurhadi M Musawir diperkirakan akan menang dengan mudah karena sudah mengantongi 24 suara Badan Pengurus Wilayah (BPW) dari 34 provinsi seluruh Indonesia.
Dimana terdapat 35 suara yang berhak memilih Ketua Umum HIPKA, dan 1 suara berasal dari Ketua Umum HIPKA Periode 2010-2022, H Tubagus Farich ygan juga salah seorang pendiri HIPKA bersama Sekjen Nurhadi M Musawir pada tahun 2010 lalu.
Namun demikian, hanya dalam sehari terjadi eksodus dan pembelotan suara secara besar-besaran dari para Ketua BPW dari semula komitmen mendukung Nurhadi menjadi memilih Kamrussamad.
Akhirnya komitmen, kepercayaan dan kebaikan yang tulus ikhlas selama 12 tahun yang telah dibangun Nurhadi dengan susah payah sebagai seorang pengusaha yang mengedepankan kejujuran, lenyap seketika dan hanya mendapatkan 6 suara, sedangkan Kamrussamad 28 suara. Bagaikan panas setahun dihapus hujan sehari.
Namun, hebatnya dengan jiwa Kenegarawannya, semua itu diterima Nurhadi dengan ikhlas, legowo dan lapang dada, karena semua itu demi kemajuan organisasi pengusaha muslim yang turut dilahirkannya dimasa depan.
Bagi Nurhadi, setiap “musibah” akan membawa hikmah. Nurhadi selama ini dikenal sebagai kyai, ustadz, politisi, mantan Anggota DPR-RI FPAN periode 2004-2009 dan pengusaha nasional yang sukses.
Tantangan Berat
Seusai terpilih menjadi Ketua Umum HIPKA, tantangan berat sudah menghadang di depan Kamrussamad bersama Sekjen H Muntoha yang juga dikenal sebagai pengusaha nasional sukses.
Tidaklah mudah bagi Kamrussamad untuk memimpin HIPKA yang sudah terbentuk di 34 provinsi seluruh Indonesia, apalagi dirinya masih aktif menjadi Anggota DPR-RI Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan.
Sebab dalam satu tahun mendatang, dirinya harus keliling menghadiri muswil di berbagai provinsi untuk memilih Ketua BPW HIPKA yang baru karena telah habis masa jabatannya 5 tahun.
Apalagi tahun 2023 dan 2024 adalah tahun politik yang tidak bisa diabaikannya. Kalau Kamrussamad ingin terpilih lagi menjadi Anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra Dapil III DKI Jakarta, dirinya harus fokus waktunya untuk Senayan.
Mengatur waktu untuk Senayan dan HIPKA tidaklah mudah. Kalau diwakilkan Sekjen Muntoha bisa saja, namun masalahnya umur Muntoha lebih tua dari pada Kamrussamad, seperti Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin.
Jadi persoalan pembagian waktu inilah yg harus menjadi fokus Kamrussamad dalam memimpin HIPKA.
Selain itu yang menjadi tantangan berat Kamrussamad lainnya adalah mengembangkan jaringan pengusaha di KAHMI dan mengajak mereka untuk terjun di dunia usaha, jangan hanya terfokus pada politisi dan birokrat saja Sebab selama ini mayoritas KAHMI menjadi politisi dan birokrat, bukan enterpreneur atau pengusaha.
Padahal salah satu kriteria negara maju adalah jika minimal 14 persen dari rasio penduduknya menjadi pengusaha.
Sedangkan di Indonesia saat ini jumlah pengusahanya hanya 3,1 persen dari rasio penduduknya. Sementara 97 persen pengusaha adalah UMKM yang terbatas permodalannya.
Sebagai organisasi pengusaha Muslim di negara yang mayoritas umat Islam, Kamrussamad wajib meningkatkan kapasitas badan usaha anggota HIPKA dari pengusaha kecil ke menengah dan akhirnya menjadi pengusaha besar.
Mayoritas anggota HIPKA dikenal sebagai pengusaha kecil dan menengah, sedangkan pengusaha besar hanya beberapa orang saja.
Hal itu bisa dilakukan melalui jaringan internal dan eksternal KAHMI serta kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah, lembaga keuangan, BUMN dan BUMD sehingga menjadikan HIPKA lebih modern dan fungsional.
HIPKA juga perlu kerjasama dengan badan usaha besar yang memiliki potensi bisnis berkelanjutan.
Apalagi 12 tahun di bawah kepemimpinan Ketua Umum Tubagus Farich dan Sekjen Nurhadi, HIPKA telah menjadi organisasi pengusaha yang besar dan diperhitungkan berbagai organisasi maupun kalangan pengusaha termasuk para pengusaha besar dan eksportir Importir. HIPKA sudah bisa disejajarkan dengan HIPMI dan lain lain.
Untuk itu HIPKA perlu meningkatkan kapasitas SDM dan jaringan pasar distribusi dengan lembaga atau kementerian terkait, apalagi Kamrussamad adalah anggota Komisi XI DPR-RI yang membidangi perbankan dan keuangan sehingga memiliki jaringan yang luas dikalangan perbankan.
Selain itu tantangan berat lainnya adalah bersama HIPKA yang dipimpinnya, Kamrussamad harus mampu mendorong perekonomian umat Islam Indonesia yang lagi terpuruk ini akibat Covid-19 dan kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi yang berpihak kepada pengusaha besar terutama para konglomerat Aseng dan pengusaha non muslim, agar bisa bangkit kembali sehingga kesenjangannya tidak semakin melebar seperti sekarang ini.
Sebab kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin melebar, dapat menyulut kerusuhan sosial seperti tahun 1998 lalu.
Padahal jika kita mengacu ke Filipina yang mayoritas katolik, perekonomian nasional dikuasai golongan katolik.
Sedangkan di Indonesia yg mayoritas Muslim, perekonomian nasionalnya dikuasai Aseng dan non Muslim.
Jadi di bawah Kamrussamad, HIPKA harus mampu menaikkan kualitas hidup umat Islam yang masih miskin melalui pemberdayaan ekonomi.
Sehingga nantinya diharapkan akan mampu mengatasi masalah sosial akibat kesenjangan ekonomi ini.
Sementara mayoritas rakyat Indonesia yang berarti umat Islam masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Salah satunya disebabkan karena kebijakan Pemerintah yang berpihak kepada kaum kaya terutama pengusaha Aseng.
Komitmen dan tekad Kamrussamad untuk melahirkan para pengusaha muslim nasional dan menjadikan HIPKA sebagai organisasi pengusaha muslim yang siap melahirkan konglomerat muslim di negara yang mayoritas umat Islam ini, wajib kita dukung sepenuhnya, aamiin.
Abdul Halim
Jurnalis Muslim dan Pemerhati HIPKA