PALEMBANG – Walaupun masih menunggu keputusan banding Abritase Olahraga (CAS), pebulutangkis ganda putra Indonesia, Agriprinna Prima Rahmabto Putra mengikuti kejuaraan Bulutangkis ganda putra antar klub Anugerah Padang Selasa ke-1, 2021, di Palembang.
Angripinna merupakan salah satu dari delapan pebulutangkis Indonesia yang dikenakan sanksi oleh BWF, induk olahraga bulutangkis internasional. Karena terlibat match fixing.
Pebulutangkis nasional gimbal ini, dikenakan sanksi 6 tahun untuk tidak mengikuti semua kegiatan bulutangkis.
Menurut Agriprinna, dalam kejuaraan antar klub di Palembang diundang salah pemilik klub bulutangkis Theo Palembang dan sambil menunggu banding keputusan dari badan arbitrase olahraga internasional.
“Saya diundang ke sini sehingga bisa bermain di hadapan penggemar bulutangkis di Palembang,” ujar Agriprinna.
Dia mengatakan, dirinya tidak merasa pernah terkena pengaturan skor atau perjudian seperti yang dituduhkan selama ini.
Tetapi dia mengaku beruntung ini sudah dijelaskan pada PBSI tinggal menunggu keputusan hasil banding.
“Saya tidak tahu kapan hasil banding keluar, karena kasus seperti baru pertama terjadi,” jelasnya.
Agriprinna yang berpasangan dengan Cristantho, pada babak final mampu menjadi juara, setelah mengalahkan pasangan Satria Pradana /Wili Anggara dari Semen Baturaja dengan 2 set langsung.
Penampilan Agriprinna, yang pernah menduduki peringkat 35 dunia bersama Marcus Fenaldi Gideon, mampu membius penggemar bulutangkis di Palembang.
Ketua PBSi Sumsel, Amrullah mengatakan kejuaraan ini mampu membangkitkan kembali semangat atlet untuk berlatih. Apalagi sebelum sempat terhenti karena COVID-19.
“Kita harap dari kejuaraan ini, mampu membangkitkan kembali semangat bertanding atlet bulutangkis Sumsel, sehingga bisa mengharumkan daerah ini seperti atlet sebelumnya. Tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan,” jelas Amrullah.
Penonton Kecewa
Kejuaraan bulutangkis ganda putra Anugerah Padang Selesa ke -1 tahun 2021 ini, mampu memberikan hiburan tersendiri bagi penonton di Kota Pempek ini.
Selama satu tahun kota Palembang tidak pernah menggelar kejuaraan bulutangkis, karena dampak pengaruh COVID-19.
Apalagi kejuaraan ini hadir beberapa pemain dari luar kota Palembang seperti Agriprinna Prima yang mampu memberikan aksi terbaiknya.
Sayang beberapa penonton sempat kecewa, karena kejuaraan yang sifatnya lokal tersebut harus berbayar. Dan jika dibandingkan dengan kejuaraan lain lebih besar seperti kejurnas maupun tingkat internasional seperti SEA Games gratis.
“Kita mau nonton, tetapi ketika datang kesini diminta bayar oleh panitia. Ini kejuaraan lokal masa bayar. Yang lebih besar saja gratis,” Ahmad penonton dari Sukarame Pakembang.
Karena banyak protes pihak panitia terpaksa mengembalikan tiket masuk kepada penonton, setelah usai pertandingan final.(red2)
