PALEMBANG – Lucu, gemas itulah kesan pertama kali ketika melihat kura-kura. Bintang berkaki empat dan mempunyai tempurung keras ini memang sekarang sudah langka ditemukan diperairan di Indonesia.
Kini di Palembang ada penangkalan Kura-Kura jenis Sulcata asal Afrika di jalan R Sulkamto Palembang. Tetapi sayang tempat ini hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu. Karena jika dibuka setiap hari akan mengganggu proses pengembangbiakannya.
Tubuhnya yang mungil dan jalannya lambat, tentu saja membuat orang makin gemas untuk mengabadikan dalam kameranya.
Sebagai hewan herbivora, makanan pavorit kura-kura Sulcata tidaklah sulit hanya berupa sayur-sayuran.
Menurut Andre Salim pemilik penangkalan Kura-Kura Sulcata tertarik menangkal dan mengembangbiakan Kura-kura asal Afrika dari hobi memelihara reptil.
“Dari hobi reptil kemudian saya tertarik untuk membudiyakan Kura-kura Sulcata karena bentuknya lucu,” ujar Andre
Dari hobinya inilah dituturkan Andre, menjadi berkah dan bisa mendapatkan rezeki tambahan. Setelah sebelumnya bisnis transfortasinya lesu karena terimbas Pandemi Covid -19.
“Alhamdulillah sekarang dari membudidayakan kura-kura ini, bisa menambah penghasilan, setiap bukan kurang lebih 30 ekor terjual, harga berpariasi dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah,” jelasnya.
Ditambahkannya untuk merawat kura-kura yang biasa hidup digurun ini tidak susah, cukup dengan menyediakan tempat air penampungan untuk mandi serta memberi makanan sayuran.
“Kalau untuk menetaskan telur kita pakai inkubator, hanya mengatur suhu panas yang baik maka hasil juga bagus,” kata Andre.
Andre juga membuka pusat pembudidayaan ini pada hari Sabtu dan Minggu untuk masyarakat umum, tujuannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pencinta reptil.
“Saya buka ini untuk umum hari Minggu dan Sabtu, hanya sifat nya edukasi dan ini gratis. Tetapi kalau buka tiap hari khawatir akan mengganggu proses pwngembangbiakan,” tegas Andre. (noverta)
