Home Lifestyle Sumur Bung Karno

Sumur Bung Karno

Gowes Cipageran (KBB) - Merauke

by Slyika

Pagi ini saya bersiap melanjutkan perjalanan. Tadi malam saat melanjutkan pencarian info rute kapal ke Merauke, saya sudah memutuskan hari ini akan meneruskan perjalanan hingga Maumere.

Saya juga sudah memberi tahu Pak Heru bahwa saya akan pamitan pagi ini.

Lalu setelah selesai berkemas-kemas dan menyimpan pannier di sepeda, saya pergi ke kamar mandi. Untuk mandi. Nah saat itulah turun hujan. Lumayan deras dan lama.

Pak Heru yang sudah mengetahui perjalanan saya terkendala oleh jadwal kapal, dengan simpatik menyarankan saya menunda perjalanan.

Bahkan beliau menyilakan saya tinggal di rumahnya sementara dia mudik ke Bogor besok.

Wah, tawaran yang cukup menarik, mengingat saya juga tidak harus buru-buru ke Maumere.

Kalaupun naik kapal secara estafet, kapalnya baru ada hari Jumat depan. Lebih dari seminggu lagi.

Meski hujan sudah mulai mereda, pannier akhirnya saya lepaskan lagi. Saya memutuskan untuk tetap tinggal di Ende saja sampai dapat kepastian tiket.

Pak Heru berangkat ke kantor. Saya ke kamar, ngagoler lagi. Agak siangan turun lagi hujan. Lebih deras dari tadi pagi.

Alhamdulillah, kalau tadi saya tetap lanjut gowes bisa jadi akan kehujanan di jalan. Selepas Zhuhur hujan baru benar-benar berhenti.

Mengisi waktu hari ini, sambil keluar makan siang, saya arahkan sepeda ke Jalan Perwira. Saya kembali berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno.

Saat saya tiba, rumah itu sepi sepi saja. Tidak ada pengunjung lain. Hanya ada penjaga Pak Udin yang menyilakan saya untuk menikmati suasana rumah ini dengan leluasa.

Dari literatur yang bisa kita baca, diketahui bahwa Soekarno diasingkan ke Ende oleh pemerintah kolonial Belanda dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Di Ende, Soekarno menempati rumah berukuran 9 ×18 meter persegi, yang terletak di Kampung Ambugaga.

Di dalam bangunan ini terdapat dua kamar tidur, kamar tamu, dan sebuah ruangan untuk tempat bersemedi.

Rumah ini kini berfungsi sebagai museum yang memamerkan banyak benda bersejarah peninggalan Bung Karno.

Seperti foto keluarga, foto pribadi milik Bung Karno, keramik, lukisan-lukisan, lemari pakaian, naskah tonil, dua buah tongkat berkepala monyet, tempat tidur, serta barang-barang lainnya.

Bahkan ada juga Surat Keterangan Kawin dan Surat Perjanjian Cerai antara Soekarno dengan Inggit Garnasih.

Di belakang museum juga terdapat sumur dengan kedalaman 12 meter, yang dipergunakan Bung Karno untuk mandi, mencuci, minum, dan mengambil wudu.

Pengunjung diperkenankan untuk menimba di sumur tersebut. Dan saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Saya timba, lalu saya mencuci muka dengan air tersebut.

Alhamdulillah saya bisa mencuci muka dengan air di sumur yang sama yang digunakan Bung Karno.

Mengunjungi rumah ini tidak dikenakan tiket. Namun ada kotak sumbangan yang bisa diisi dengan sejumlah uang seikhlasnya.

Taufik Abriansyah

You may also like

Leave a Comment