Home Lifestyle Karang Dalam Si Putri Tidur

Karang Dalam Si Putri Tidur

by Slyika

Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan selama ini terkenal dengan sebutan Negeri Seribu Megalit.

Hal ini karena di kabupaten ini banyak ditemukan peninggalan megalitik yang berusia 3.000 tahun. Pada tahun 2012 Kabupaten Lahat mendapatkan rekor MURI sebagai pemilik situs megalit terbanyak se Indonesia.

Dari data yang dihimpun oleh Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat di Kabupaten Lahat saat ini terdata 66 situs megalit yang tersebar di 52 desa dan 14 kecamatan. Dengan demikian sangat wajar bila Kabupaten Lahat berjuluk Negeri Seribu Megalit.

Ternyata di Kabupaten Lahat juga ditemukan daya tarik wisata lainnya bahkan jumlahnya juga tergolong spektakuler yaitu air terjun atau dalam bahasa Lahat disebut dengan “cughup”.

Selama ini masih banyak yang kurang tepat menyebut air terjun dengan sebutan curup atau cughop. Yang tepat adalah cughup.

Masih menurut data dari Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat bahwa di Kabupaten Lahat terdapat 183 air terjun atau cughup yang tersebar di 20 kecamatan dari total 24 kecamatan yang berada di Kabupaten Lahat.

Kali ini kita ke Kecamatan Pulau Pinang yang berdekatan dengan kecamatan Lahat sebagai ibukota kabupaten.

Kecamatan Pulau Pinang merupakan kecamatan induk dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pagar Gunung, Gumay Ulu dan Pulau Pinang sendiri.

Pemekaran pertama tahun 2006 dengan terbentuknya Kecamatan Pagar Gunung kemudian terjadi pemekaran lagi dengan terbentuknya Kecamatan Gumay Ulu pada tahun 2008. Saat ini Kecamatan Pulau Pinang terdiri dari 10 desa yaitu: Tanjung Mulak, Pulau Pinang, Lubuk Sepang, Tanjung Sirih, Perigi, Karang Dalam, Pagar Batu, Kuba, Jati dan Muara Siban.

Kecamatan Pulau Pinang mempunyai luas wilayah 111,67 km2 dengan ibukota kecamatan di Desa Jati.

Kecamatan Pulau Pinang dengan kontur perbukitan dengan ketinggian berkisar 134 – 300 mdpl berada di sepanjang sungai Lematang dengan anak sungainya seperti sungai Liem, sungai Ketapang, sungai Asam, sungai Salak dan sungai Mulak.

Dari anak-anak sungai Lematang tersebut banyak ditemukan cughup. Saat ini di Kecamatan Pulau Pinang sudah terdata oleh Panoramic of Lahat ada 16 cughup yang berada di desa Lubuk Sepang, Perigi, Tanjung Mulak, Pulau Pinang dan Karang Dalam.

Dari ke-5 desa yang mempunyai air terjun di Kecamatan Pulau Pinang, Desa Karang Dalam yang mempunyai paling banyak air terjun.

Di desa ini tidak kurang ada 8 air terjun dan 7 air terjun berada di satu aliran sungai yaitu sungai Asam. Ke-7 air terjun di sungai Asam adalah air terjun Sumbing, Ujan Panas, Pandak, Bidadari, Sebahak, Terlantang dan Pegadungan. Hal ini yang sangat mengagumkan dan menjadi daya tarik tersendiri karena tidak setiap sungai mempunyai air terjun sebanyak yang berada di sungai Asam.

Kondisi saat ini ke-7 air terjun tersebut masih belum tersentuh pengembangan sehingga belum menjadi destinasi wisata padahal pada tahun 1985 hingga akhir tahun 1990an air terjun di Desa Karang Dalam menjadi primadona kunjungan ke air terjun di Kabupaten Lahat.

Kala itu tingkat kunjungan setiap akhir pekan ke air terjun di Desa Karang Dalam bisa dikatakan tertinggi di Kabupaten Lahat.

Sebagai primadona kunjungan adalah air terjun Bidadari. Disebut air terjun Bidadari karena di air terjun ini yang sebelumnya bernama air terjun Rebah Lawang dijadikan syuting film nasional berjudul Si Pahit Lidah dengan adegan bidadari mandi di air terjun yang diperankan oleh artis nasional Ria Irawan dan Advent Bangun.

Setelah pemutaran film Si Pahit Lidah maka air terjun Bidadari dibanjiri wisatawan dari penjuru Kabupaten Lahat dan Sumatera Selatan.

Hal ini tentu membawa berkah bagi masyarakat Desa Karang Dalam sehingga tercipta destinasi wisata kuliner Jagungan dimana wisatawan dapat menikmati jagung rebus setelah berwisata di air terjun.

Saat ini untuk mengunjungi air terjun Bidadari, Sebahak dan Terlatang yang merupakan air terjun ke-4, 5 dan 6 tidaklah sulit karena pemerintah telah membangun jalan setapak, sehingga untuk mencapai air terjun Bidadari dari desa dengan motor kurang dari 5 menit dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 15 menit saja.

Untuk menuju ke air terjun Sebahak dan Terlantang dari desa dengan mengunakan sepeda motor sekitar 5 menit perjalanan dengan menyusuri jalan setapak yang telah di cor kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 15 menit untuk tiba di air terjun Sebahak.

Perjalanan selama 15 menit dengan menyusuri jalan tanah di perkebunan kopi. Kontur jalan hanya sedikit bergelombang dan tidak banyak menguras tenaga.

Setiba di air terjun Sebahak kita akan disajikan pemandangan yang cantik dengan air terjun berair jernih dengan tinggi sekitar 5 meter dan lebar hingga 10 meter serta lubuk dengan luas sekitar 10 meter berkedalaman hingga 1,5 meter.

Dengan lubuk seperti ini sangat nyaman untuk berenang dan bermain air. Di sekitar air terjun ditumbuhi banyak pepohonan sehingga terasa sangat sejuk.

Dari air terjun Sebahak kami menuju ke air terjun Terlantang dengan cara mendaki tepi air terjun dengan berpegang dengan akar kayu dan menapaki bebatuan dinding air terjun sehingga celana dan baju kami basah.

Selanjutnya dari atas air terjun Sebahak kami berjalan sekitar 20 meter menyusuri sungai Asam, disini ada satu undakan dengan ketinggian sekitar 3 meter dan dibawahnya terbentuk lubuk yang luas.

Kami terus berjalan di aliran sungai Asam dengan kedalaman bervariasi dari semata kaki hingga sebatas pinggang yang membuat celana kami semakin basah.

Setelah berjalan menyusuri sungai sejauh 150 meter dari air terjun Sebahak tibalah kami di air terjun Terlantang. Kami duduk di bawah pohon jambu air yang tepat berada 20 meter dari depan air terjun Terlantang.

Aku sibuk dengan kamera jadulku Nikon D80 yang aku beli tahun 2006 untuk mengambil sudut terindah dari air terjun ini .

Sedangkan Ketua BPD Desa Karang Dalam Kurni Burmansyah sedang asyik meracik kopi untuk kami minum sembari menikmati keindahan air terjun berlubuk luas ini.

Sementara lainnya Kaur TU dan Umum Hariadi atau sering dipanggil Adi dan Ketua Karang Taruna Nermansyah beserta 2 anggota Karang Taruna Abel dan Yudi mengambil foto dan video dengan kamera handphone mereka.

Air terjun Terlantang berada di ketinggian 300 mdpl dengan lebar bentang dinding air terjun sekitar 15 meter, tinggi 6 meter dan luas lubuk sekitar 20 meter dengan kedalaman air mencapai 2 meter.

Di atas air terjun ini terdapat kebun kopi dengan pohon pembayang berupa pohon durian dan jengkol. Di kawasan ini banyak ditanam pohon kopi jenis Liberika atau masyarakat Lahat menyebutnya kopi tupak.

Setelah merasa puas berada di air terjun Terlantang kami bergegas kembali ke desa karena hari telah siang.

Dari air terjun kami ke hilir dengan menyusuri sungai sejauh 50 meter lalu naik ke kebun kopi dan setelah berjalan sekitar 15 menit kami tiba dimana kami meninggalkan sepeda motor di ujung jalan setapak yang telah di cor.

Motor yang kami tinggal di tepi jalan setapak tak bergeser sedikitpun, hal ini menunjukkan bahwa di desa ini sangat aman meninggalkan kendaraan di tengah kebun. Kondisi ini merupakan modal besar dalam pengembangan pariwisata sesuai dengan Sapta Pesona dengan poin pertama Aman.

Abel segera menghidupkan motornya dan aku duduk dibelakang Abel begitu juga dengan Burmansyah dan Nermasyah menghidupkan motor mereka masing-masing dan kami semua kembali ke desa dengan mengendarai sepeda motor.

Perjalanan kembali ke desa terasa sangat singkat tak lebih dari 15 menit karena jalanan menurun dengan melalui jalan setapak yang telah di cor beton.

Setiba di desa kami langsung ke rumah Kepala Desa Iwan Iggalasi,Spd yang telah menunggu kami. Awalnya Iwan akan ikut bergabung ke air terjun tetapi karena ada hal penting di Kota Lahat sehingga tidak bisa ikut.

Setiba di rumah Kepala Desa aku duduk di pance (bangku terbuat dari bambu) dan ketika melihat ke kaki ada beberapa lintah menempel di kakiku dan setelah aku lepaskan lintah tersebut mengalir darah segar dari bekas gigitan lintah.

Hal ini sudah resiko biasa bila kita ke sungai yang masih alami dan belum banyak tercemar bahan kimia. Tak selang berapa lama istri Iwan sudah menyuguhkan minuman kopi untuk kami nikmati, hal ini juga terjadi ketika kami baru tiba di desa ini juga disuguhkan minuman kopi.

Untuk menikmati 4 air terjun lainnya yaitu air terjun Sumbing, Ujan Panas, Pandak dan Bidadari dapat dilakukan dengan berjalan kaki dari desa ke sungai Asam.

Di awal kita akan melihat sebuah lubuk yang disebut masyarakat sebagai Gelung Nage yang konon dahulunya sebagai tempat tinggal ular naga lalu berjalan menyusuri sungai dan tiba di air terjun Sumbing.

Disebut sumbing karena ada patahan di bagian dinding atas air terjun yang konon sebagai jalur lintasan ular naga. Kemudian menyusuri sungai Asam lagi untuk sampai di air terjun Ujan Panas.

Air terjun dengan ketinggian sekitar 20 meter dan dibawahnya terdapat lubuk dengan luas sekitar 10 meter. Disebut air terjun Ujan Panas karena di air terjun ini sering terlihat pelangi seperti ketika hujan di siang hari dan muncul pelangi.

Dari air terjun Ujan Panas menuju air terjun Pandak dengan jarak sekitar 100 meter harus mendaki tebing dengan berpegangan dengan akar-akar pohon karena belum ada akses jalan di tepi sungai Asam.

Setelah melewati tebing dinding di tepi air terjun dilanjutkan menyusuri sungai asam dengan kedalaman hingga setinggi betis. Dari air terjun Pandak sudah dapat melihat air terjun Bidadari yang berjalan kurang dari 50 meter.

Betapa asyik dan menakjubkan bila kelak dibangun jalan di sepanjang tepi sungai Asam sehingga bisa berjalan kaki menikmati keindahan sungai, air terjun, perkebunan kopi, karet dan durian.

Sepanjang sungai dapat menikmati bunga warna-warna dan singgah di pondok-pondok bambu untuk menikmati kelezatan ikan ghuas dan lemang serta menyeruput kopi khas Karang Dalam.

Dapat juga bermalam dengan memasang tenda di tepi sungai dekat air terjun yang dihibur dengan suara gemericik air dan nyanyian burung dan jangkrik.

Semoga nantinya daya tarik wisata Desa Karang Dalam berupa air terjun dan situs megalit Batu Aji yang hanya berjarak 14 km dari pusat Kota Lahat dan berada di perlintasan jalur wisata Lahat – Pagaralam ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan Kabupaten Lahat.

Sehingga memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Desa Karang Dalam dan pendapatan asli daerah Kabupaten Lahat menuju Lahat Bercahaya. (Mario Andramartik)

You may also like

Leave a Comment