Seharusnya Senin pagi (14/2/22) saya bersama teman akrab waktu SMP, Arsyam Efendi, sudah berada di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kami telah pesan tiket pesawat yang berangkat paling pagi. Lion Air pukul 04.30 Wib.
Tempat duduk buat kami berdua di pesawat sudah diblok. Di kursi paling depan. Nomor 2D dan 2E. Tinggal berangkat saja.
Semuanya dibantu Station Manager Lion Group Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Mamat Gunawan.
Selama ini MG, panggilan akrab bapak satu putri itu yang membantu setiap keberangkatan saya, saudara-saudara, dan para sahabat yang naik pesawat Lion Group dari Bandara itu.
Arsyam yang tinggal di Salatiga, Jawa Tengah, sejak Sabtu sore (12/2/22) berada di Jakarta. Siap untuk “pulang kampung” sekaligus nostalgia di Sumut.
Kami rencananya selama di Sumut fokus kegiatan di dua kota: Medan dan Pematang Siantar. Kota yang terakhir adalah tempat kelahiran saya. Hingga SMA pada 1988 berada di sana.
Rencananya kami di Sumut selama enam hari. Senin sampai Sabtu (19/2/22). Setelah itu ke Yogyakarta untuk menemui para dosen saya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang sedang liburan di sana.
Agenda di Sumut lumayan padat. Hari Senin ini sudah terjadwal silaturahim sedikitnya dengan tujuh orang. Semuanya adalah pimpinan tertinggi di institusinya.
Di luar itu ada undangan khusus dari salah seorang pengusaha sukses di Sumatera Utara, Ahmad Ridwansyah.
Beliau mengagendakan untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi dua sesi. Masing-masing di Pematang Siantar dan Medan. Pesertanya dari kalangan perguruan tinggi.
Puncaknya pada Sabtu (19/2/22) acara ngunduh mantu di Medan. Sebelumnya pada Minggu (19/12/21) di Yogyakarta, putra sulungnya Maulia Ihza Mahavira Zein menikah dengan Sylvia Ayu Aulia, putri sulung wartawan senior Adib Lazwar Irkhami. Waktu itu saya hadir.
Positif Covid-19
Minggu malam (13/2/22) ditemani istri Retno Setiasih, si bungsu Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana, dan Arsyam, saya melakukan tes antigen di Citra Medical Centre dekat rumah. Antri sekitar 45 menit.
Begitu dites, setelah menunggu sekitar 10 menit, hasilnya positif. “Bapak sebaiknya istirahat di rumah,” pesan perawatnya kepada saya.
Kemudian saya melakukan tes serupa di Rumah Sakit Mulia Pajajaran. Hasilnya sama. Langsung saya putuskan menunda keberangkatan ke Medan.
Kesepakatan keluarga, tadi malam saya langsung isolasi mandiri (isoman). Hanya di kamar saja. Semua kebutuhan saya dipasok Retno dan anak-anak.
Senin pagi (14/2/22) kami sekeluarga plus Mbak Winarti melakukan tes PCR di Bumame. Sekitar enam jam setelah itu hasilnya keluar.
Saya dan Mbak Win, biasa kami serumah memanggilnya, positif. Sedangkan Retno, Alira, dan Ero negatif. Alhamdulillah…
Saya memutuskan istirahat total meski kondisi fisik baik-baik saja. Semua teman yang terkait dengan urusan di Sumatera Utara saya kontak.
Kepada mereka, saya sampaikan harus isoman. Diiringi permohonan maaf karenaย tidak jadi silaturahim. Menundanya untuk sementara waktu.
Dua teman akrab saya yang hubungannya sudah seperti saudara yakni Ventje Suardana dan Nurcholis MA Basyari kaget saat mendapat kabar saya terpapar Covid-19.
Meski keduanya sudah punya “feeling” tentang itu. Setelah melihat jadwal saya dua minggu terakhir ini yang lumayan padat.
Ventje langsung mengirim banyak obat termasuk aneka vitamin ke rumah Bogor. Sedangkan Nurcholis kirim garam murni untuk membantu pemulihan kesehatan saya.
Ikhlas Menerima Cobaan
Sementara malam ini dr Laura Harris, SpPD, dari RSIA Tambak Jakarta yang merupakan mitra dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), didampingi dr Shanti khusus melakukan video call sama saya.
Mereka menanyakan tentang kegiatan saya beberapa hari terakhir ini sehingga terpapar Covid-19. Kemudian menyimak semua yang saya sampaikan.
“Jadwal Pak Aqua lumayan padat. Sepertinya bapak kelelahan. Untuk itu perlu istirahat sekaligus pemulihan sakitnya,” ujar dr Laura ramah.
Kepada saya diajukan beberapa pertanyaan. Itu sekaligus sebagai bahan diagnosa.
Setelah kami ngobrol sekitar 15 menit, disampaikan akan dikirimkan segera sejumlah obat buat saya. Sambil menunggu, saya diminta banyak istirahat.
Hampir bersamaan dengan itu, Nurcholis sebagai Ketua tetap rombongan umroh The Power of Silaturahim (POS) mengirimkan pengumuman kepada ratusan jamaahnya. Menginfokan tentang sakitnya saya dan Mbak Win.
Assalamualaikum wr wb,
Ibu, Bapak, saudara/i kami Jamaah POS lIl Ykh,
Mohon keikhlasan doanya untuk Mas AQUA DWIPAYANA bin SYAIFUDDIN dan Mbak WINDARTI bin SIDIK DARLAN (POS II) yang tengah Isoman.
Alhamdulillah, kondisi umum Mas AQUA dan Mbak WIN baik dan stabil.ย Insyaa ALLAH hanya perlu istirahat dan pemulihan kondisi. Beliau sampaikan salam untuk Ibu, Bapak, saudara/i kami semua di POS llI ini.
Semoga ALLAH memberikan kekuatan, ketabahan, kesabaran kepada Mas AQUA sekeluarga, termasuk Mbak WIN. ALLAH sembuhkan dari sakitnya, sehatkan badannya, dan kembali fit seperti sediakala. Aamiin Yaa Robbal aalaamiin. ๐คฒ๐คฒ๐คฒ๐คฒ๐คฒ๐คฒ๐๐๐๐๐๐โค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธ๐ช๐ช๐ช๐ช๐ช๐ช๐๐๐๐๐๐
Terima kasih atas doa2 dan atensi Ibu, Bapak, saudara/i kami semua di POS Ill ini. Jazakumullahu khoeron katsiro. ๐๐๐
Nurcholis MA Basyari
Begitu diumumkan, langsung ratusan jamaah POS menyampaikan keprihatinan mereka. Diiringi doa agar cepat sembuh.
Saya sangat ikhlas menerima cobaan ini. Sebagai wujud langsung kasih sayang TUHAN yang dengan caraNYA memerintahkan saya untuk istirahat sejenak dari aktivitas yang sangat padat. Alhamdulillah…
Dengan kerendahan hati dan penuh ketulusan, saya mohon doa kepada semua saudara dan teman-teman untuk kesembuhan saya dan Mbak Win. Aamiin ya robbal aalamiin…
๐ฎ๐ฉDari Bogor saat sedang isoman, saya ucapkan selamat mensyukuri nikmat sehat. Salam hormat buat keluarga. 21.00 14022022๐.
Dr Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional