Hello kamu yang di sana…
Sepakat kah Anda apabila kita semua tidak ingin berubah menjadi sesuatu yang lebih buruk.
Ketika kita mengatakan “berubah”, yang kita maksud adalah kita menginginkan sesuatu yang lebih baik: keadaan yang lebih unggul, lebih makmur, lebih berdaya.
Perubahan itu hal lama dari A ke B, di mana Anda berada di titik A, tetapi sudah mulai mendekati titik B.
Dari kebingungan menuju kejelasan. Dari stres menuju ketenangan. Dari frustasi menuju kepuasan. Dari lemah menuju berdaya. Dari tidak berarti menuju layak dan berharga.
Welp, daftar tujuannya terus berlanjut. Selama kita hidup dalam dualitas, kita dapat berpindah dari A ke B. Selama kita hidup dalam ketidakkekalan, kita dapat berubah (fana, tidak kekal, anicca).
Kita ingin melakukan ini karena dorongan internal maupun eksternal. Baik dari kesenangan maupun untuk menghindari penderitaan berkelanjutan.
Jadi sukarela atau terpaksa, merupakan fitrah kita untuk berubah, dinamis, meninggalkan A menuju B.
Namun, untuk mencapai B, kita perlu mengatasi apa yang membuat kita terjebak di A. Keterikatan, ketakutan, penilaian.
Kita perlu menyembuhkan, berubah, bertransformasi, bertumbuh.
Dalam proses ini seringkali menemui hambatan yang terkadang mematahkan semangat.
Namun, tahukah Anda apabila tantangan terawan justru berasal dari internal alih-alih eksternal.
Dr. Stan Hyman adalah seorang psikoterapis berlisensi dan pelatih kehidupan yang berpraktek secara pribadi di Miami, Florida menjelaskan 10 tantangan tersulit yang berpotensi menghambat transformasi pertumbuhan pribadi.
Berikut 10 hambatan teratas pertumbuhan diri yang dilansir dari penelitian Dr. Stan Hyman:
1. Ketakutan:
Perubahan selalu mengundang peluang dan risiko. Seringkali, alih-alih antusias terhadap peluang, banyak orang yang bergeming karena takut akan risiko.
2) Penyangkalan :
Orang lain mungkin menyarankan bahwa Anda perlu berubah (mungkin Anda terlalu marah atau keras kepala), tetapi Anda tidak mendengarkannya.
Anda lebih suka hidup dalam dunia fiksi Anda sendiri, terlepas dari apa yang dikatakan orang-orang dekat Anda (dan bahkan, mungkin suara kecil di dalam kepala Anda).
Pertumbuhan pribadi tidak akan mungkin terjadi jika Anda menyangkal perlunya Anda membuat perubahan.
Pertimbangkan untuk sering memeriksa bias, pendapat dengan fakta dan pencapaian yang bisa diukur dengan lebih obyektif agar terhindar dari gelembung ilusi kenyamanan.
3. Kebanggaan:
Tidak ada yang salah dengan merasa bangga, seperti bangga akan prestasi Anda.
Namun, ketika seseorang memiliki pendapat yang berlebihan tentang pentingnya dirinya sendiri dan merasa lebih unggul dari orang lain, hal itu akan mencegahnya untuk berpikiran terbuka tentang perubahan dan pertumbuhan.
Kesombongan terkadang mencegah orang untuk mau mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan, sehingga belajar dari pengalaman tersebut.
4) Sikap defensif:
Bersikap terlalu defensif merupakan sinyal kepada orang lain tentang rasa tidak aman yang Anda miliki.
Seseorang yang terlalu peduli untuk melindungi dirinya dari kritikan yang nyata maupun yang dibayangkan tidak akan mampu berkembang.
Sikap defensifnya akan membuatnya terkungkung dan ia menjadi tawanan dalam penjara nya sendiri (nyaman dalam gelembung ilusi).
5) Tidak mengambil tanggung jawab:
Menyalahkan orang lain atau keadaan secara berulang atas apa yang terjadi dalam hidup Anda adalah cara untuk menghindari tanggung jawab Anda sendiri.
Untuk mengalami pertumbuhan diri, Anda harus siap menerima tekanan.
Menyalahkan orang lain dapat menciptakan konflik yang Anda perlukan untuk mengalihkan fokus dari diri Anda dan kepada orang lain.
6. Kurangnya disiplin diri:
Jika Anda memiliki ide-ide luhur tentang hal-hal yang ingin Anda capai dan orang yang Anda inginkan, tetapi tidak memiliki disiplin diri untuk mencapainya, Anda akan selalu kecewa dengan diri sendiri.
Tidak ada yang bisa mencapai puncak jika Anda tidak mau mendakinya. (Yuk, merangkul rutinitas dan terampil membedakan produktivitas dengan sibuk).
7) Kurangnya motivasi:
Temukan alasan, dorongan yang berasal dari dalam diri sebagai yang utama (temukan motivasi intrinsik).
Karena tentu saja lebih stabil dalam konteks pengendalian atau kontrol (motivasi yang berasal dari luar relatif lebih sulit dikontrol seperti validasi/pengakuan/pujian dari eksternal).
Banyak orang hanya berpikir bahwa mereka harus menginginkan sesuatu dan menciptakan fantasi seputar pemikiran tersebut.
Coba jawab pertanyaan ini: Apa yang Anda inginkan yang benar-benar tidak dapat Anda hidup tanpanya?.
Tidak apa-apa untuk menggabungkan dengan imajinasi atau fantasi (delusional), asal tetap menyadari bahwa baru berupa khayalan, belum konkrit. Jadi lagi-lagi, tidak terjebak dalam gelembung ilusi kenyamanan.
8) Kurangnya tujuan:
Ini adalah kisah lama: “Jika Anda tidak tahu ke mana Anda akan pergi, bagaimana Anda akan sampai di sana?”.
Untuk mencapai pertumbuhan, Anda perlu mengetahui apa yang Anda inginkan dan memetakan jalan untuk mencapainya.
Banyak orang enggan membuat dan menuliskan tujuan karena mereka belum terbiasa.
Mulailah dari yang kecil dan kembangkan keterampilan Anda dalam menetapkan tujuan. (Perubahan dan pertumbuhan merupakan permainan jangka panjang).
9) Sikap Negatif/Pesimis:
Ini tidak sama dengan memiliki skeptisisme yang sehat. Skeptis merupakan bagian dari sistem berpikir kritis. Namun pesimis atau sikap negatif, lebih kepada berpikir sempit.
Belajar menciptakan sikap yang lebih sehat akan membuka pilihan Anda.
10) Kurangnya dukungan:
Jika Anda dikelilingi orang-orang yang negatif/pesimis, kecil kemungkinan Anda akan mencapai pertumbuhan pribadi.
Jika Anda tidak memiliki sistem pendukung yang baik, Anda harus mencoba mengembangkannya.
Sulit untuk melakukannya sendiri. Untuk mencapai hal-hal baik dan hebat dalam hidup, Anda memerlukan dukungan dari orang-orang baik dan hebat.
Demikianlah 10 hambatan teratas pertumbuhan diri dari penelitian Dr. Stan Hyman.
Kiranya membantu untuk tetap merawat semangat berproses dan bertumbuh menuju matang dan versi yang lebih baik dari diri.
Jadi, selamat dan semangat berproses yaaa…