Sebagian besar masyarakat merasakan dampak Covid-19 selama pandemi. Ada yang merasakannya secara langsung, namun tidak sedikit yang hanya terkena imbasnya. Semuanya sama-sama menyakitkan.
Selama pandemi Covid-19 ini terasa sekali antar manusia saling membutuhkan. Tidak mengenal strata. Terutama yang merasakan adalah mereka yang mengalami kesulitan.
Tidak sekedar dari sisi ekonomi. Juga kesehatan dan lainnya. Sehingga merata orang yang merasakannya.
Covid-19 yang menyerang siapa saja – tanpa melihat latar belakang seseorang – menyebabkan hal itu terjadi. Atas kehendak TUHAN, setiap saat bisa menerpa orang yang dikehendakiNYA.
Ketika terpapar Covid-19 tidak ada jaminan mereka yang berada dan memiliki materi bakal selamat. Banyak kejadian orang yang mempunyai uang tapi tidak mendapatkan tempat tidur untuk dirawat di rumah sakit. Bahkan hingga meninggal dunia.
Kondisi itu tentunya menyakitkan sekali. Terutama dirasakan oleh orang yang mengalami sendiri dan keluarganya. Uang banyak yang dimiliki serasa tiada artinya.
Saat itulah baru terasa sekali bahwa kesehatan itu nilainya sangat mahal. Tidak tergantikan dengan uang berapapun.
Meningkatkan Silaturahim
Di sisi lain banyak orang yang kesulitan ekonomi. Akibat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), gajinya dipotong, dan bisnisnya tidak jalan. Mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk makan.
Melihat kondisi di atas yang nyata terjadi dan masih terus berlangsung, harusnya menyadarkan setiap orang untuk makin memperbanyak teman selama pandemi Covid-19. Tidak sekedar dari sisi kuantitas menambah jumlahnya, tapi yang sangat penting adalah merawatnya sehingga tetap berkualitas.
Laksanakan anjuran agama. Meminta setiap orang untuk menjaga, memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan silaturahim. Melakukannya secara konsisten dengan ikhlas.
Memperbanyak teman sangat penting. Selain melaksanakan perintah agama, juga sebagai antisipasi kalau sewaktu-waktu membutuhkan bantuan mereka.
Jangan contoh yang dilakukan orang bodoh. Melakukan hal sebaliknya. Memperbanyak musuh. Hubungan dengan teman-temannya tidak dirawat. Seakan-akan hidupnya tidak membutuhkan orang lain. Bisa menuntaskan semua masalah.
Begitu ada masalah baru kebingungan. Mau minta tolong kepada orang lain malu karena pernah menyakiti orang tersebut. Akhirnya problem yang dihadapi berlarut-larut dan menguras segala-galanya.
Setelah kejadian itu dan mengalaminya sendiri, baru menyesal. Itupun sesudah TUHAN menyadarkannya.
Belajar dari kejadian itu mari terus memperbanyak teman dan merawatnya. Melakukan itu tidak ada ruginya.34 Untungnya banyak banget. Aamiin ya robbal aalamiin…
Silakan dipraktikkan. Rasakan sendiri hasilnya yang dahsyat dan luar biasa. Alhamdulillah…
Dari Bogor menjelang buka puasa, saya ucapkan selamat berusaha memperbanyak teman dan konsisten merawatnya dengan ikhlas. Salam hormat buat keluarga.
Dr Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional