Home Berita Refleksi Imlek 2573, Muhaimin: PKB Terhormat Menjadi Bagian Terwujudnya Kesetaraan

Refleksi Imlek 2573, Muhaimin: PKB Terhormat Menjadi Bagian Terwujudnya Kesetaraan

by Slyika

JAKARTA – Warga Tionghoa akan merayaan Imlek 2573 yang jatuh pada 1 Februari 2022 mendatang. Di Indonesia, mulanya warga Tionghoa tidak bisa bebas merayakan Imlek.

Dengan perjuangan yang panjang, akhirnya sejak 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14/1967 tentang Pembatasan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tionghoa.

Pencabutan Inpres No.14/1967 tersebut sekaligus menjadikan masyarakat Tionghoa di Indonesia diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya termasuk merayakan upacara-upacara agama seperti Imlek, Cap Go Meh dan sebagainya secara terbuka.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, PKB sebagai kekuatan politik nasional merasa terhormat bisa menjadi bagian utama dari proses perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan dan penghapusan diskriminasi.

”Hasil perjuangkan itu dapat kita rasakan saat ini. Warga Tionghoa di Indonesia bisa merayakan Imlek. Atas nama PKB, saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2573, Xin Nian Kuai Le, Gong Xi Fa Chai,” ujarnya saat menghadiri refleksi Tahun Baru Imlek yang dirangkai dengan Bakti Sosial bagi warga tidak mampu di Vihara Avalokitesvara, Mangga Besar, Jakarta Barat, Kamis (27/1/22).

Dikatakannya, atas perjuangan PKB bersama dengan Gus Dur, Indonesia berhasil mengakhiri masa-masa diskriminasi. Warga Tionghoa yang selama puluhan tahun dibatasi hak-hak politiknya, saat ini telah menunjukkan peran strategisnya secara sama dan setara.

”Adalah cacat sejarah bila bangsa ini pernah mengalami suatu masa diskriminasi. Ini merupakan warisan penjajah Belanda melalui politik pembagian kelas. Padahal semangat dasar berdirinya Republik Indonesia adalah persamaan dan kesetaraan untuk semua warga negara, apapun latar belakangnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, kata Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra ini, pluralitas dan kebhinnekaan bagi PKB merupakan hal yang final dan tidak bisa ditawar-tawar.

”Sampai kapan pun, PKB akan tetap berada di garis terdepan untuk menjaga pluralitas dan kebhinnekaan tersebut. Karena persoalan persamaan dan kesetaraan itu menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan yang tidak boleh tidak ada,” urainya.

Dikatakannya, saat ini Tiongkok berhasil bangkit menjadi kekuatan baru dunia. Kemandirian dan kekuatan tersebut harus menjadi pelajaran penting bagi Indonesia.

”Nilai-nilai kemandirian, kerja keras, pantang mundur, dan nasionalisme cinta Tanah Air itulah yang bisa disumbangkan warga pribumi Tionghoa untuk Indonesia. Karena kita yakin, kualitas warga Indonesia Tionghoa tidak kalah dan sama dengan kualitas warga Tiongkok Daratan. Sama seperti Negeri China, Indonesia dengan modal kekuatan sumber daya dan kebhinekaannya juga bisa tampil menjadi kekuatan baru dunia,” tuturnya.

Imlek tahun ini disebut sebagai Tahun Macan yang melambangkan pribadi mandiri, perkasa, waspada, tegas, dan pantang mundur.

Namun pada saat yang sama, macan juga memiliki ketulusan dan pesona yang mampu mendorong solidaritas di sekelilingnya.

”Semangat solidaritas inilah yang dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia saat ini untuk saling memperkuat, khususnya dalam melewati masa-masa sulit selama pandemi Covid-19,” jelasnya.

Karena itu, dia mengajak bangsa Indonesia untuk menyatukan hati, memperkuat solidaritas, dan menjadikan Imlek sebagai kekuatan untuk sesame dalam membangun ekonomi dan industri yang kuat.

”Dengan kemandirian dan gotong royong, kita bangun Indonesia bukan hanya menjadi Macan Asia, tetapi juga Macan Dunia, dan Indonesia jangan pernah menjadi “Macan Ompong”,” katanya.

Melalui pemahaman yang tuntas akan pluralitas dan kesetaraan sesama anak bangsa sesuai dasar perjuangan berdirinya PKB, dia berharap Tahun Baru Imlek 2573 mampu membawa kemajuan dan kesejahteraan rakyat secara nyata. (abdulloh)

You may also like

Leave a Comment