Sekitar dua tahun pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih berlangsung, jadwal saya lumayan padat. Tidak hanya silaturahim. Juga melaksanakan kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi serta aktivitas lainnya.
Semua kegiatan itu sangat menyenangkan, membahagiakan, dan mengesankan sekali. Saya jadi ketagihan melakukannya. Apalagi merasakan manfaatnya secara langsung.
Banyak orang yang tertolong. Mereka yang semula putus asa dan hilang semangatnya, bangkit kembali. Mendapatkan energi baru. Merasa bahwa masih ada harapan pada hidupnya.
Mereka jadi optimis menatap dan menjalani masa depannya. Tidak mau larut dalam pandemi Covid-19. Terutama setelah diberi semangat dan dikasih tahu caranya.
Berbagai umpan balik positif yang saya terima membuat makin bersemangat menemui secara langsung sebanyak-banyaknya orang.
Termasuk para tenaga medis dan tenaga pendidik baik guru maupun dosen yang paling merasakan dampak pandemi Covid-19.
Dengan rendah hati dan keyakinan yang kuat bahwa TUHAN akan memberikan pertolongan, saya menyentuh hati mereka. Menunjukkan potensi diri masing-masing orang dan cara mengoptimalkannya.
Mereka yang semula putus asa dan hilang rasa percaya dirinya, mulai bangkit. Merasakan menjadi manusia yang berguna bagi orang lain dan bisa memberikan pertolongan secara langsung.
Investasi Dunia dan Akhirat
Mereka mulai menyadari, ketika menolong siapa pun tanpa pamrih termasuk kepada orang yang tidak dikenal, sama dengan menolong diri sendiri. Manfaatnya bisa langsung dirasakan terutama oleh hati yang bersih.
Aktivitas mulia menolong sesama tanpa pamrih itu merupakan investasi di dunia dan akhirat. Jika membutuhkannya sewaktu-waktu dapat “keluar” untuk membantu orang yang memiliki tabungan itu.
Jadi semakin banyak berbuat baik tanpa pamrih maka investasinya makin banyak. Bekal yang sangat berharga baik buat di dunia maupun akhirat.
Mereka yang menyadari ini menjadi ketagihan. Ingin terus berbuat baik. Rasanya sayang kalau berhenti. Apalagi kesempatannya 24 jam dan di depan mata.
Sementara sangat merugilah mereka yang memiliki kesempatan untuk berbuat baik pada banyak orang, namun mengabaikannya. Menyia-nyiakannya dengan berbagai alasan.
Mereka akan menyesal sendiri di kemudian hari. Apalagi setelah melihat langsung teman-temannya yang memetik hasil dari perbuatan baiknya.
Tidak pernah berhenti merasakannya. Terus-menerus, sesuai dengan bantuan yang diberikan.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan hal-hal yang positif. Apalagi selama pandemi Covid-19 ini lahan beribadah untuk berbuat baik semakin luas.
Intens dan Konsisten
Banyak orang yang membutuhkan berbagai pertolongan. Sedikit banyak setiap orang bisa membantu. Asal ada keseriusan, kesungguhan, ketekunan, dan keyakinan yang kuat untuk melakukan itu.
Laksanakan segera dengan ikhlas. Jangan pernah mengharapkan balasan dari siapa pun kecuali TUHAN. Hanya Sang Pencipta yang terbaik memberikan apresiasi dan imbalan kepada umatnya.
Ketika melakukan sesuatu termasuk kebaikan niatkan sepenuhnya ibadah, karena TUHAN maka melaksanakannya dengan penuh suka cita. Tidak ada beban. Bahkan merasakan kegembiraan saat mengerjakannya.
Hasil dari perbuatan baik itu insya ALLAH optimal. Diri sendiri dan orang lain merasakannya sehingga menimbulkan kegembiraan pada diri masing-masing.
Setelah intens dan konsisten melakukan berbagai perbuatan baik, jangan kaget kalau jadi ketagihan. Ingin terus-menerus melakukannya.
Rasanya sayang sekali kalau ada kesempatan berbuat baik, tapi tidak segera melakukannya. Apalagi kalau kemudian peluang itu “hilang” dan “pergi” begitu saja. Bisa menyesal dibuatnya.
Semoga kita dapat terus konsisten berbuat baik untuk membantu sesama yang membutuhkannya. Aamiin ya robbal aalamiin…
Dari Semarang saya ucapkan selamat mengoptimalkan kesempatan untuk berbagi pada sesama tanpa pamrih. Salam hormat buat keluarga.
Dr Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional