Home Lifestyle Kolaborasi Piyu Padi bersama Dokter Farmanina dalam Transplantasi Rambut

Kolaborasi Piyu Padi bersama Dokter Farmanina dalam Transplantasi Rambut

by Slyika

Rambut adalah mahkota. Tidak hanya bagi perempuan, tapi juga untuk kaum lelaki. Faktanya, tidak sedikit orang yang kehilangan rambut karena berbagai masalah kesehatan rambut dan kepala seperti garis rambut yang mundur, menipis, rusak, bahkan hingga mengalami kebotakan.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Piyu, gitaris band Padi Reborn sekaligus hits maker. Beberapa tahun belakangan ini, Piyu mengaku punya masalah dengan rambut rontok, garis rambut yang mundur dan kepala yang mulai botak.

Padahal, selama ini ia dikenal sebagai salah satu gitaris dengan rambut panjang. Itu salah satu gaya anak band yang ia senangi.

Untuk mengatasi masalah rambutnya, Piyu mengakalinya dengan memakai topi. Segala macam topi sudah ia coba agar tampil tidak membosankan dan dapat menutupi rambutnya yang bertambah tipis.

Piyu juga memangkas pendek rambutnya agar terlihat lebih natural saat memakai topi.

“Sampai saya pikir mau pakai topi apa lagi ya, karena sudah pakai segala macam, pakai vedora, pakai yang model apa pun saya sudah coba. Banyak yang DM minta rambut saya dipanjangin lagi. Saya juga pengin gondrong lagi, tapi nggak bisa,” kata Piyu, Sabtu (13/8/22).

Lewat Instagram, pemilik nama lengkap Satriyo Yudi Wahono itu kemudian menemukan Farmanina Aesthetic & Hair Clinic.

Ia berpikir, transplantasi rambut menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi rambutnya yang rontok.

Selain berada di Indonesia, klinik itu juga sudah menangani masalah rambut sejumlah publik figur.

“Aku menemukan Farmanina Aesthetic & Hair Clinic di Instagram. Dan kalau dilihat ternyata ini asyik banget, ini menarik, dan ternyata ini juga pertama kali di Indonesia untuk hair transplant. Bagi saya ini adalah sebuah solusi, jawaban untuk menangani masalah rambut saya,” lanjut Piyu.

Piyu akhirnya memastikan untuk melakukan transplantasi rambut dan memilih Farmanina Aesthetic & Hair Clinic untuk membantu mengatasi masalah kebotakan yang ia alami.

Piyu berharap masalah rambutnya dapat selesai, sehingga ia dapat beraktivitas dengan rasa percaya diri dan tidak perlu memakai topi lagi.

“Jadi saya rasa ini sudah keputusan saya yang paling-paling tepat adalah dengan melakukan transplantasi rambut. Supaya nanti rambut saya bisa panjang lagi, bisa gondrong lagi dan menambah kepercayaan diri lagi karena dengan begitu saya nggak perlu memakai topi lagi,” ujarnya.

Piyu telah menjalani transplantasi rambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Di sini, ia ditangani langsung oleh dr Farmanina, M.Bio (AAM) dan tenaga-tenaga ahli lainnya.

Sebagai pemilik Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, dr Farmanina, M.Bio (AAM) telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan menggunakan metode DHI (Direct Hair Implantation) Medical Group sejak tahun 2016, dan terbukti memberikan hasil yang sangat baik.

“DHI ini sekarang teknik yang terbaru dan yang terbaik. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi sekitar 97 persen. Kenapa lebih tinggi? Karena setiap folikel kita pilih yang bagus baru kita tanamkan. Kalau konsep lama keberhasilannya hanya sekitar 50 sampai 60 persen saja,” jelas dr Farmanina, M.Bio (AAM).

Terkait transplantasi rambut, dr Farmanina, M.Bio (AAM) menambahkan bahwa ini bukan operasi. Proses yang dilakukan dalam transplantasi rambut kepada pasien adalah teknik memindahkan jaringan dan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan.

“Yang perlu diketahui, ini bukan operasi. Karena orang kalau sudah berpikir soal operasi, sugestinya sudah pasti sakit. Ini bukan operasi, kita hanya memindahkan jaringan dan memindahkan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan,” tambah dokter yang sudah mengikuti pelatihan DHI Academy Master Meeting di kota Athena, Yunani itu.

Metode DHI sangat memperhatikan Quality Standard termasuk Standart Operating Procedure (SOP), dan Total Care System (TCS) di semua proses untuk menjamin keamanan, kualitas dan hasil maksimal termasuk hingga pasca tindakan yang meliputi:

1. Medical Aspect: Melakukan pemeriksaan riwayat medis pasien dan kesehatan pasien, melakukan anestesi local saat tindakan, dan memberikan resep farmasi.

2. Psychological Aspect: Memahami kebutuhan pasien dan memberikan beberapa pilihan pengobatan serta hasil yang natural

3. Mathematical Aspect: Tes terkomputerisasi untuk mengukur kerapatan area donor, menghitung jumlah rambut di area donor, jumlah total rambut yang dapat ditransfer dalam seumur hidup, jumlah total rambut yang tersisa di area donor, jumlah rambut yang dibutuhkan untuk kepadatan, dan sebagainya.

4. Medical Artistic Aspect: Meliputi desain garis rambut, ekstraksi daerah donor, foto dan persetujuan pasien, pantau jumlah folikel dan rambut yang diekstraksi, arah dan sudut rambut yang ditanamkan, kepadatan dan jumlah rambut, dan sebagainya.

“Di seluruh dunia, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun. Saya bangga membawa metode DHI ke Indonesia, khususnya di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Di klinik ini, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI, bukan oleh Asisten Dokter,” sebut dokter yang sudah mempublikasikan beberapa journal penelitian yang berhubungan masalah rambut itu.

Untuk calon pasien, dr Farmanina, M.Bio (AAM) menganjurkan agar mengkonsultasikan segala sesuatu terlebih dahulu secara jelas dan terbuka kepada dokter sebelum melakukan tindakan transplantasi rambut.

“Jadi jangan terburu-buru, tanyakan dulu semua dengan jelas, komunikasikan dulu dengan jelas, dan lihat juga jam terbang dokternya, sudah berapa banyak dia mengerjakan transplantasi rambut. Karena makin banyak yang dia kerjakan, makin bagus pekerjaannya,” terang dr Farmanina, M.Bio (AAM) yang sering jadi pembicara di seminar nasional dan internasional terkait transplantasi rambut itu.

Setelah menjalani transplantasi rambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, Piyu mengaku senang. Ia seperti baru saja menjalani sebuah lembaran baru dalam perjalanan hidupnya. Dan yang lebih penting, ia menyebut dirinya sangat bahagia karenanya.

“Saya rasa bercampur aduk, pertama pasti happy karena ini sebuah lembaran baru buat saya dan saya berharap ini akan mengembalikan lagi karakter saya. Akhirnya semua berjalan dengan lancar dan saya nggak perlu beli topi lagi,” ujar Piyu sambil tertawa.

Kebotakan menjadi salah satu masalah serius di dunia dewasa ini. Data menyebutkan, setiap orang kehilangan sekitar 100 helai rambut per hari.

Data lain mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen pria dan 50 persen wanita di seluruh dunia mengalami berbagai macam kerontokan rambut.

Jika bulan Agustus di tanah air dirayakan sebagai bulan kemerdekaan, maka di Amerika disebut sebagai bulan kesadaran rambut rontok nasional.

Kebanyakan pria dan wanita mengalami kerontokan rambut yang disebut Alopecia Androgenik. Hal itu kerap menimbulkan kecemasan.

Menurut penelitian terbaru di Amerika, sudah 31 tahun terakhir kerontokan rambut pada bulan Agustus jumlahnya lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya.

Transplantasi rambut menjadi kebutuhan karena hasilnya yang relatif cepat dibandingkan perawatan lain.

Maka di bulan Agustus 2022 ini, dr Farmanina, M.Bio (AAM) memproklamirkan sebuah gerakan moril “Selamatkan Rambut Orang Indonesia”, salah satunya dengan melakukan transplantasi rambut kepada musisi Piyu Padi Reborn. (bois)

You may also like

Leave a Comment