JAKARTA – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar dunia.
Terdapat 90.000 jenis tumbuhan yang tumbuh di Indonesia menurut Fitmawati dan irawan dalam buku “Tanaman Obat Pekarangan Berbasis Pengetahuan Tumbuhan Obat Masyarakat Asli Riau (Etnomedicine).
Keanekaragaman hayati tersebut tentunya dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk berbagai macam tujuan, misalnya untuk pemenuhan pangan, tanaman obat, ornamen dan teknologi lokal.
Pemanfaatan taman atau pekarangan rumah tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan nilai estetika rumah tapi juga pemenuhan kebutuhan tanaman obat dan diantaranya adalah tanaman kembang telang (Clitoria ternatea), sering disebut butterfly pea (inggris) dan Mazerion Hidi (Arab)
Bagian dari kembang telang yang biasanya digunakan sebagai obat adalah daun, biji, kulit kayu, buah, kecambah, batang, bunga dan akar.
Melansir dari jurdik Kimia FMIPA UNY, oleh Kun Sri Budiasih dengan judul Kajian Potensi Farmakologis Bunga Telang (Clitoria ternatea), potensi farmakologi bunga telang antara lain adalah sebagai antioksidan, antibakteri, anti inflamasi dan analgesic, antiparasit dan antisida, antidiabetes, anti kanker, antihistamin, immunomodulator dan potensi berperan dalam susunan syaraf pusat, Central Nervous System (CNS).
Berikut segudang manfaat Bunga Telang yang perlu kamu ketahui.
1. Antimikroba
Dari study tahun 2016 oleh Al-Snafi dan Ali Esmail dalam journal of Pharmacy berjudul “Medicinal plants with antimicrobial activities (part2) : Plant based riview”, tanaman bunga telang bagian akar dan daun dapat menghambat 7 bakteri, yaitu : Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Bacillis subtilis, Aeromojas formicans, Aeromonas hydrophila dan Sterptococcus agalactiae.
Dari hasil pengujian laboratorium daun kembang telang menunjukkan aktivitas anti jamur paling efektif terhadap Aspergillus niger serta menunjukkan aktivitas antibaketri yang lebih kuat dibanding daripada akar.
Daun memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap E.coli dan Vibrio Cholera, yang dikenal sebagai penyebab disentri dan staphylococcus aureus.
2. Antioksidan
Antioksidan bermanfaat menghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas. Saat ini kebutuan antioksidan alami diminati karena antioksidan sintetik memiliki efek samping semisal alergi, memicu timbulnya asma, peradangan, sakit kepala, penurunan kesadaran, gangguan pada mata dan perut.
Bunga Telang biru mengandung antioksidan. Warna biru pada Bunga mahkota mengandung antosianin yang merupakan pigmen dari flavonoid yang bersifat antioksidan.
3. Antidepresan
Depresi merupakan penyakit mental yang mempengaruhi perasaan, kesehatan fisik dan perilaku. Mengutip studi Kulkarni dan Kiran Kumar berjudul “Potentials of Curcumin as an Antidepressant.
The Scientific World Journal”, depresi dapat mengganggu kesehatan biologis dan emosional seseorang.
Menurut penelitian ini, ditemukan 30% pasien depresi tidak memberikan respond terhadap terapi obat dan 70% pasien gagal mencapai kesembuhan total.
Bunga Telang dapat membantu sebagai antidepressant karena terbukti dapat meningkatkan jumlah asetikolin dan aktivitas asetilkolinesterase pada otak.
4. Antelmintik
Antelmintik merupakan obat yang bekerja secara lokal untuk mengeluarkan cacing dari saluran gastrointestinal maupun secara sistemik membasmi cacing dewasa serta perkembangannya yang dapat menyerang organ dan jaringan.
Infeksi cacing di Indonesia sangat tinggi berkisar antara 45% – 80% menurut data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
Kandungan antelmintik tertinggi terdapat pada akar, diikuti oleh bagian batang, daun dan bunga pada kembang telang.
5. Anti Kanker
Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Saat ini diharapkan penemuan senyawa anti kanker dapat mematikan sel kanker dan memiliki efek samping yang sangat kecil pada sel normal yang berdampak.
Anti kanker sebaiknya memiliki kemampuan untuk menghambat proliferasi, menginduksi apoptosis, menekan angiogenesis, menghambat invesitas, menghambat metastasis dan memperkuat kemoterapi.
Bunga Telang berpotensi sebagai anti kanker karena memiliki flavonoid dengan kandungan kaempferol yang memiliki potensi tersebut.
Demikian kesimpulan studi anticancer activity of clitoria ternatea Linn. againstDalton’s lymphoma, International journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research.
Selaras dengan studi diatas, penelitian Chemical composition and anti proliferative properties of flower of clitoria Kembang Telang mengungkap bahwa bunga telang mengandung senyawa anti proliferasi yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker.
Pengujian efek sitotoksik yang dilakukan pada sel normal dan sel kanker membuktikan bahwa ekstrak bunga telang mengandung pentanal dan inositol.
Diperkirakan kedua zat ini dapat menghambat sel kanker berperan mengurangi perkembangbiakan sel kanker dan meningkatkan diferensiasi sel kanker yang dapat menghasilkan konversi sel normal.
6. Anti diabetes
Diabetes milletus adalah sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dan gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi absolut atau relatif dalam sekresi insulin atau kerja insulin.
Diperkirakan penderita diabetes akan terus meningkat. Tahun 2030 di Indonesia diperkirakan 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural berdasar data perkumpulan endokrinologi Indonesia 2011. Bagian bunga dan daun dapat menjadi solusi pengobatan herbal bagi penderita diabetes.
Bagian daun dan bunga dapat menurunkan kadar gula darah serta meningkatkan kadar insulin pada tubuh manusia juga sangat efektif dalam mengelola komplikasi yang terkait dengan diabetes mellitus, seperti hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan gangguan fungsi ginjal.
Sah sudah, apabila kembang telang mempunyai manfaat dasyat yang mudah di budidayakan dan ramah di lidah karena rasa seduhan cenderung plan atau hambar terutama bagian bunga.
Antosianin pada bunga telang stabil selama pengeringan udara panas dan tidak mengalami penurunan intensitas warna yang signifikan pada proses evaporasi dan pasteurisasi.
Bentuk antosianin yang terpoliasilasi (memiliki lebih dari dua gugus asli) membuat ekstrak bunga telang lebih stabil pada kondisi asam.
Sehingga patut dipertimbangkan untuk menjadi diantara rutinitas asupan harian misalnya sebagai teh (seduhan) atau bahan wedang (rebusan) yang ditambahkan dengan rosella atau perasan air jeruk nipis.
Tentu saja diiringi dengan kearifan untuk memperhatikan jumlah, karena dosis yang berlebihan bisa memicu timbulnya rasa mual dan terbentuknya batu ginjal karena kembang telang juga mengandung kalsium oksalat.
Tetap pantau jumlah konsumsi air putih harian dan mengelola kesadaran bahwa kembang telang berperan membantu bukan pasti menentu. (tio novi)