BANDUNG – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya perencanaan finansial yang matang.
Serta bagaimana memanfaatkan waktu luang untuk mengejar passion dan minat yang mungkin selama ini terabaikan di saat seseorang menghadapi masa purnakerja.
“Pensiun adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan hobi, melakukan perjalanan, atau bahkan memulai proyek baru yang selama ini Anda impikan,” ungkap pria yang telah 19 tahun lalu pensiun tersebut.
Dr Aqua Dwipayana kembali melawat ke Kota “Parijs van Java” Bandung.
Di kota berhawa sejuk tersebut, doktor Komunikasi yang telah berbicara di depan jutaan publik di dalam negeri dan mancanegara itu untuk kedua kali menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di kampus Universitas Islam Bandung (Unisba).
Pada Jumat 2 Agustus 2024 pagi, pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut berbicara kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unisba yang segera menghadapi masa purnakerja atau pensiun dari kepala bagian, kepala seksi, dan staf administrasi.
Dr Aqua Dwipayana menyampaikan materi Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Menghadapi Masa Pensiun dengan Tenang dan Bahagia”.
Sharing berlangsung di Vila Air Natural Resort Kompleks Vila Istana Bunga, Jalan. Kolonel Masturi Km 09, Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat, Jawa Barat.
Ini merupakan kali kedua dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Dr Aqua Dwipayana berbicara di Unisba.
Sebelumnya, pada Selasa 9 Juli 2024, bapak dua anak itu sharing kepada pejabat struktural Unisba bertajuk “Menjadi Perguruan Tinggi Islam Berdaya Saing Global di Era Society 6.0”.
Sharing yang dirangkaikan dengan rapat kerja itu diikuti lebih dari seratus peserta dari para unsur pimpinan di lingkungan Unisba dan berlangsung di Swiss Belresort Dago Heritage, Jalan. Lapangan Golf Dago Atas No. 78 Bandung.
Dr Aqua Dwipayana juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.
Pria rendah hati ini menganjurkan para peserta untuk aktif dalam kegiatan yang mendukung kesehatan, seperti olahraga teratur, pola makan sehat, dan meditasi.
“Kesehatan adalah aset utama yang perlu dijaga, terutama saat pensiun. Jangan biarkan kesehatan menghalangi Anda untuk menikmati masa pensiun yang bahagia,” tambah mantan wartawan di banyak media besar itu.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah tentang bagaimana menjaga semangat dan motivasi ketika rutinitas sehari-hari berubah drastis setelah pensiun.
Dr Aqua Dwipayana memberikan jawaban yang memotivasi, “Ciptakan rutinitas baru yang memberi Anda rasa tujuan dan pencapaian. Temukan kegiatan yang memberi kepuasan dan kesenangan, serta bangun jaringan sosial yang mendukung.”
Selain itu, Dr Dwipayana juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan keluarga dan teman-teman saat memasuki masa pensiun.
Ia menyarankan agar pensiunan berbagi rencana dan harapan mereka dengan orang-orang terdekat untuk memastikan dukungan dan pemahaman yang baik dari orang-orang yang mereka cintai.
“Komunikasi yang terbuka dan jujur akan membantu mengurangi kekhawatiran dan memperkuat hubungan dengan orang-orang terdekat,” tutur motivator yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia dan puluhan negara itu.
Dr Aqua Dwipayana menyampaikan beberapa tips menjelang pensiun, yakni sebagai berikut.
Pentingnya Persiapan Mental: menekankan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan finansial. Dengan mental yang kuat, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan menikmati masa pensiun.
Membangun Hubungan Sosial: Memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional di masa pensiun.
Menemukan Passion Baru: Masa pensiun adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi minat dan bakat baru. Dengan menemukan passion baru, hidup akan terasa lebih berarti dan menyenangkan.
Menjaga Kesehatan Fisik: Kesehatan fisik yang baik akan mendukung kualitas hidup di masa pensiun. Rutin berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat.
Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya persiapan mental dan spiritual dalam menghadapi masa pensiun.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang itu memberikan tips-tips praktis untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, membangun hubungan sosial yang positif, serta menemukan passion baru di masa pensiun.
“Para pensiunan diharapkan untuk rutin berolahraga, menjaga pola makan sehat, dan cukup istirahat untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Selain itu, kita juga harus menyadari pentingnya membangun hubungan sosial yang positif dengan bergabung dalam komunitas atau mengikuti kegiatan sosial. Menemukan passion baru seperti belajar bahasa asing atau mengikuti kursus memasak juga bisa memberikan semangat baru di masa pension,” ucap Dr Aqua Dwipayana menegaskan.
Perkembangan Unisba
Unisba adalah salah satu perguruan tinggi swasta tertua dan paling prestisius di Indonesia yang berkedudukan di Kota Bandung.
Lahir atas gagasan para tokoh umat Islam dan tuntutan masyarakat Jawa Barat akan adanya perguruan tinggi yang bernafaskan Islam dan melahirkan intelektual muslim.
Unisba memiliki tujuan pendidikan dalam mewujudkan mujahid (pejuang), mujtahid (peneliti) dan mujaddid (pembaharu) dalam suatu masyarakat ilmiah yang Islami.
Visi:
“Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang Mandiri, Maju dan Terkemuka di Asia Pada Tahun 2033”.
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah sebagai mujahid, mujtahid, dan mujaddid;
2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan pemikiran, konsep dan teori-teori baru bagi kemaslahatan umat;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan; dan
4. Mengelola Perguruan Tinggi yang mengedepankan good university governance berlandaskan nilai-nilai Islam.
Nilai-nilai
Unisba telah melalui berbagai tantangan untuk mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi Islam yang konsisten dengan cita-cita yang sudah ditorehkan oleh para pendirinya.
Kiprah yang dicita-citakan para pendiri Perguruan Islam Tinggi yang kemudian diubah namanya menjadi Unisba tersebut adalah mencetak sarjana muslim yang berwawasan luas, berakhlakul karimah, dan menjadi mujahid (pejuang), mujtahid (ilmuwan), mujaddid (pembaharu).
Tagline untuk memperkuat posisi Unisba adalah “Excellent in Islamic Spirit”.
Pimpinan: Prof Dr Edi Setiadi, SH. M.H (Rektor Unisba).
Nilai-Nilai yang selalu ditekankan Rektor kepada semua jajaran: Implementasi Ruhul Islam dalam setiap kegiatan.
Sejarah
Tahun 1957, sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat bersama beberapa ulama yang pada saat itu menjadi anggota Konstituate, menggagas kaderisasi pemimpin umat yang faqih fiddin di masa mendatang.
Pada tanggal 15 Nopember 1958, gagasan tersebut diwujudkan melalui pendirian Perguruan Islam Tinggi, di bawah Yayasan Pendidikan Islam dengan Akte Notaris Lie Kwie Nio, nomor 42. Para pendiri yang tercantum pada akte Notaris yaitu: Prof. Sjafie Soemardja, dr.H. Chasan Boesoiri, Drs. Achmad Sadali, Oja Somantri, R. Kosasih, R. Sabri Gandanegara, dan Dadang Hermawan.
Pada tahun 2007 Yayasan Pendidikan Islam diubah dengan Akte Notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, SH., Nomor 07, tertanggal 22 April 2007, menjadi Yayasan Universitas Islam Bandung (Yayasan Unisba).
Secara filosofis, di balik semua itu terkandung harapan akan pelaksanaan ajaran Islam, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi, bertanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan umat manusia yang berdasarkan pada pencapaian ridha Allah SWT.
Kehadiran perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat, khususnya akan adanya perguruan tinggi bernapaskan Islam di tengah bermacam corak perguruan tinggi pada waktu itu.
Pembentukan perguruan tinggi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat Jawa Barat melalui para anggota DPRD-GR Propinsi Jawa Barat.
Untuk pertama kalinya, kegiatan perkuliahan diselenggarakan di Gedung Muslimin, Jalan Palasari, nomor 9, Bandung.
Setahun kemudian, pada tahun 1960, kegiatan akademik dipindahkan ke Jalan Abdul Muis, nomor 73, Bandung.
Pada tahun 1967, Perguruan Islam Tinggi (PIT) berubah menjadi Universitas Islam Bandung (Unisba) yang dipimpin oleh Prof. T. M. Soelaeman, M.Sc., EE. Sejak tahun 1972, seluruh kegiatan universitas diselenggarakan di kampus biru, yaitu di Jalan Tamansari nomor 1 Bandung, di atas tanah seluas 10.808 m, yang disediakan Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung.
Berbekal swadana dan swadaya kaum muslimin, didirikan bangunan-bangunan semi permanen untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, fasilitas akademik, Masjid Al-Asya’ari Unisba, dan aula serbaguna.
Karena jumlah mahasiswa semakin bertambah dan program akademik semakin banyak pada tahun 1980, dibangun kampus II di Ciburial Dago, lebih kurang 7 km dari kampus di Tamansari.
Kampus II tersebut dibangun pada lahan sumbangan dari H. Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri pada waktu itu).
Sejak tahun 1987, seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan dipusatkan kembali di kampus Jalan Tamansari, sedangkan kampus II Ciburial digunakan untuk kegiatan pesantren mahasiswa, pertemuan-pertemuan ilmiah, penataran, dan pelatihan.