Home Lifestyle Yuk Jadikan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup, Simak 9 Syarat Jadi Pendonor Darah Beserta Manfaatnya

Yuk Jadikan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup, Simak 9 Syarat Jadi Pendonor Darah Beserta Manfaatnya

by Slyika

Istilah gaya hidup merujuk pada teori Alfred Adler, seorang pakar psikoanalisis. Untuk pertama kali frase gaya hidup digunakan sebagai idiografi yang merefleksikan keunikan individu. Hal tersebut dapat dilihat dari pola perilaku serta preferensi hidup sebagian maupun sekelompok masyarakat, termasuk dalam mengambil pilihan-pilihan untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Maka itu kegiatan donor darah dapat menjadi salah satu cara yang tidak saja bermanfaat untuk diri sendiri namun berdampak positif bagi sesama.

Menurut pakar WHO, kondisi sehat tidak hanya sekadar bebas dari penyakit atau kecacatan tetapi juga bicara mengenai kondisi jasmani, jiwa, dan rohani. Dalam praktiknya, khalayak umum memahami gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan tetap bernutrisi dan bergizi, rutin berolahraga, hingga mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk seperti, mengurangi konsumsi nikotin maupun alkohol.

Sebuah pertanyaan renungan, apa yang dapat memotivasi seseorang untuk dapat mengambil pilihan ‘ya, saya ingin hidup sehat’?, bisa jadi salah satunya menjadi pendonor darah aktif.

Tidak banyak yang paham apabila aktifitas berdonor darah tidak hanya menolong nyawa sesama tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menunjang gaya hidup sehat. Sejatinya, kegiatan donor darah tidak hanya sekadar menyelamatkan nyawa orang lain apabila dilakukan secara rutin. Donor darah juga mempunyai manfaat dan dampak positif bagi si pemberi atau pendonor darah diantaranya membantu regenerasi eritrosit, mencegah penyakit jantung, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis guna mendeteksi penyakit sejak dini.

Namun saat pandemi covid 19 (sejak Maret 2020), telah terjadi krisis stock darah yang terparah selama 40 tahun terakhir tutur yulia mareta, wakil ketua aksi nyata donor darah dari komunitas sahabat donor darah. Didukung data yang dirilis oleh Palang Merah Indonesia (PMI), saat ini kekurangan stok darah antara 30 – 50% karena menurunnya jumlah pendonor di masa pandemic COVID-19 dan menurun drastis hingga 70% juga sempat terjadi pada bulan Ramadhan dimana umat muslim menjalani puasa ditengah Pandemi. Hal ini terjadi merata diseluruh Indonesia. Sehingga PMI membutuhkan partisipasi masyarakat lebih banyak lagi untuk mendonor, ungkap Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat Linda Lukitari Waseso kepada media.

Berbagai Syarat Donor Darah

Merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PeMenKes RI) no 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan transfuse darah, berikut ini adalah beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak melakukan donor darah:
– Berusia 17–65 tahun
– Berat badan minimal 45 kg untuk whole blood dan minimal 55 kg untuk donor apheresis
– Nilai tekanan darah normal atau berkisar antara 90/60–120/80 mmHg
– Kadar hemoglobin sekitar 12,5-17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL

– Jarak waktu donor darah terakhir laki-laki 61 hari dan perempuan 75 hari sesudah donor terakhir
– Tidak sedang dalam kondisi sakit atau memiliki keluhan tertentu, seperti lemas atau demam
– Bersedia menyumbangkan darah secara sukarela dengan menyetujui lembar informasi (informed consent)
– Untuk perokok, sebaiknya puasa rokok 12 jam sebelum darah diambil
– Pada saat haid, tidak diperbolehkan berdonor. Donor darah diperbolehkan kembali setelah 3-5 hari sesudah selesai haid

Pendonor darah juga harus memiliki kondisi kesehatan yang baik dan tidak memiliki penyakit tertentu yang dapat menular melalui darah. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pendonor darah, di antaranya:
– Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, masalah paru-paru, atau gangguan fungsi ginjal
– Memiliki tekanan darah tinggi atau rendah
– Menderita epilepsi atau sering kejang
– Menderita penyakit menular atau berisiko tinggi terkena penyakit menular, seperti sifilis, HIV/AIDS, hepatitis B, hepatitis C, atau malaria
– Mengonsumsi obat-obatan atau sedang menjalani pengobatan tertentu
– Memiliki gangguan perdarahan, seperti hemofilia
– Memiliki riwayat penggunaan narkoba dalam bentuk suntik
– Memiliki kecanduan terhadap minuman keras

Calon pendonor sebaiknya menginfokan sejujurnya tentang kondisi kesehatan dan gaya hidup kepada petugas donor sebelum melakukan donor darah. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesehatan calon pendonor tidak akan terganggu dan untuk menghindari risiko yang dapat dialami penerima darah.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum dan Sesudah Donor Darah

Sebelum melakukan donor darah, pastikan kondisi tubuh calon pendonor dalam keadaaan sehat dan bugar. Untuk menjaga kualitas darah sebelum melakukan donor darah, hindari konsumsi makanan berlemak dan usahakan untuk mencukupi asupan protein, vitamin C, dan zat besi. Selain itu, perbanyak minum air putih.

Calon pendonor juga disarankan untuk tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat dan tidak mengonsumsi minuman keras setidaknya 1 hari sebelum melakukan donor darah.

Sebelum pengambilan darah dilakukan, petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi apakah calon pendonor layak menjadi pendonor darah. Saat pengambilan darah, jarum steril akan dimasukkan ke pembuluh darah vena pada lengan calon pendonor. Proses pengambilan darah umum berlangsung selama 10-20 menit sedangkan untuk donor apheresis berlangsung kurang lebih selama 1 jam. Calon pendonor tidak perlu khawatir akan kekurangan darah, karena secara alami tubuh akan memproduksi darah kembali.

Agar tetap aman setelah mendonorkan darah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu pendonor perhatikan dan lakukan:
– Perbanyak minum air putih.
– Hindari merokok paling tidak selama 2 jam setelah donor darah.
– Beristirahat sebentar (Hindari mengangkat barang-barang berat pasca baru saja berdonor).
– Konsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti daging dan kacang-kacangan, atau suplemen zat besi

Pada dasarnya donor darah adalah tindakan medis yang aman dilakukan. Kebanyakan orang tidak merasakan efek samping atau keluhan yang berarti setelah melakukan donor darah.Namun apabila merasakan keluhan tertentu setelah mendonorkan darah, maka pendonor bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Mungkin sering kali kita dengar “satu kantong darah ternyata berpotensi menyelamatkan tiga nyawa” di steiap kampanye donor darah. Tentu saja hal ini bukan sekadar himbauan, tetapi juga kesadaran untuk memulai gaya hidup sehat, sekaligus sebagai aksi nyata untuk menolong sesama yang memerlukan pasokan darah. Semoga stok darah PMI senantiasa stabil, karena darah tidak mempunyai pabrik. Pabriknya ada di manusia. (sinse_novi)

You may also like

Leave a Comment