TAK terasa, 10 hari pertama proses puasa di Bulan Ramadan (Ramadhan) telah dilalui. Soal diterima atau tidak amal puasa, bukan urusan manusia.
Biarkan, itu menjadi “wilayah otoritatif” Gusti Allah SWT. Tugas manusia, hanya berusaha menjadi hamba yang terbaik di mata Allah SWT. Titik.
TETAPI, menjadi hamba yang terbaik, tidak sekadar “menunggu”, seperti pasrah atas takdir. Harus berusaha, bergerak meraih label terbaik di sisi-Nya.
Itulah kenapa para ulama membedakan kalimat kholaqo dan ja’ala di Alqur’an. Sama artinya ; menciptakan/mejadikan, tetapi berbeda penerjemahannya.
KALAU kholaqo, penciptaan Allah SWT dari tiada menjadi ada. Seperti penciptaan bumi dan langit. Manusia lahir, disertai takdir rezeki, jodoh, dan kematian.
Keberadaannya, tanpa campur tangan yang lainnya. Sementara, ja’ala ; harus diawali ikhtiar kuat, kemudian Allah SWT yang mewujudkannya. Harapan dan cita-cita, harus dikejar sekuat tenaga, termasuk menjadi hamba yang terbaik.
PUASA pun demikian. Shiyam dan Shaum, sama artinya ; puasa. Tetapi, level implementasinya berbeda. Shiyam, hanya menahan lapar dan haus, serta hal-hal yang membatalkan puasa (syariah).
KALAU Shaum bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga harus menahan hawa nafsu. Bersamaan itu, dengan “puasa hati”, mata, mulut, dan panca indera lainnya (tasawuf).
Semua unsur jasadiyah dan bathiniyah ikut berpuasa. Sekarang, tinggal pilih, mau menggunakan level Shiyam atau Shaum. Itu kata para kyai. Hehe…
DI sisa umur hidup, bukan sekadar di usia yang tak muda lagi, sudah sepantasnya untuk belajar memegang teguh puasa (Shaum). Terlebih, ganjaran ibadah puasa langsung diberikan secara khusus oleh Allah SWT.
SELAMAT menempuh puasa 10 hari kedua, setelah take off di 10 hari pertama dengan capaian kasih sayang (Rahmat) dari Allah SWT. Dilanjutkan, 10 hari kedua, laksana menjelajahi angkasa dengan mengejar penghapusan dosa (Maghfiroh).
KEMUDIAN, landing di 10 hari terakhir, dengan target pembebasan dari api neraka (Itqumminannar). Hingga akhirnya di 1 Syawal, predikat seperti bayi yang baru lahir (tanpa dosa) akan disandangnya. Aaamiiin YRA.
MOHON maaf lahir dan bathin, Semoga bermanfaat. Wallahu’alam.
Nurcholis Qadafi
Wartawan Senior, Penceramah dan Usahawan