PALEMBANG – Refocusing anggaran yang dilakukan Pemerintah sebagai bentuk penyesuaian dari kondisi wabah pandemi Covid-19 berdampak pada pembangunan infrastuktur di Sumsel.
Salah satu infrastruktur yang terkena imbas yakni Mega proyek Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan, Sumsel yang dibangun sejak tahun 2018.
Kasatker Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII, Lukman Hakim mengatakan, saat ini progresnya baru mencapai 18,21 persen dan itu merupakan hasil komulatif dari empat paket yang berjalan.
“Dari empat paket yang terkontrak semuanya mengalami refocusing anggaran. Tahun ini, Paket 1 dari Rp240 miliar dipangkas jadi Rp30 milyar, Paket 2 dari Rp260 miliar jadi Rp70 miliar, Paket 3 dari Rp276 miliar jadi Rp95 miliar dan Paket 4 Rp368 miliar jadi Rp195 miliar,” ujar Lukman saat diwawancarai, Senin (10/5/2021).
Dengan dana yang terbatas, lanjut Lukman, anggaran yang disediakan telah terserap habis pada kwartal pertama tahun ini.
Sehingga tidak ada pilihan lain dan kekurangan atas pembiayaan fisik terpaksa dilakukan pada tahun berikutnya.
“Paket 1, 2 dan 3 itu sudah terserap habis. Tinggal paket 4 yang sudah terserap 83 persen. Mungkin dua bulan lagi juga sudah habis,” ungkap Lukman.
Meski anggaran telah habis terpakai, Lukman memastikan pembangunan tetap akan berjalan. Menurutnya kontraktor tetap harus menyelesaikan tanggungjawabnya seperti yang disebutkan dalam kontrak kerja.
“Kebetulan kontrakatornya dari BUMN jadi secara finansial mudah-mudahan masih sehat,” imbuhnya.
Untuk tahun ini, Lukman menargetkan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji bisa mencapai 25 persen. Sesuai jadwal proyek yang dibangun dengan anggaran tahun jamak ini akan rampung pada tahun 2023. (deansyah)