Home Hobi Refreshing Sambil Belajar Ilmu Bela Diri Cerdas dan Unik Bersama Combat Ving Tsun

Refreshing Sambil Belajar Ilmu Bela Diri Cerdas dan Unik Bersama Combat Ving Tsun

by Slyika

JAKARTA – Hidup di kota metropolitan dengan segudang rutinitas ada kalanya membuat jenuh. Untuk kalian yang ingin mencoba refreshing dengan cara yang tak biasa maka bisa bergabung dengan CVT (Combat Ving Tsun). Berdiri sejak tahun 2014, Combat Ving Tsun mengajarkan berbagai teknik seputar bela diri Wing Chun. Di Indonesia sendiri sebetulnya Wing Chun sudah lama ada namun semakin populer ketika film IP Man booming di tahun 2008.

Berbeda dengan komunitas lainnya yang banyak memberikan modifikasi dalam gerakan, Combat Vin Tsung sangat menjaga keaslian ilmu Wing Chun yang diwariskan oleh IP Man dan memiliki afiliasi dengan IP Man pusat yang berada di Hong Kong. Dalam dunia Wing Chun, silsilah darimana ilmu Wing Chun itu berasal harus menjadi poin utama yang diperhatikan. Pasalnya terdapat perbedaan gerakan yang jauh berbeda di antara komunitas Wing Chun yang terafiliasi dengan yang tidak.

Combat Ving tsun sendiri tentu memiliki silsilah ilmu Wing Chun yang jelas. Pemilik Combat Ving Tsun, Rama. S. Nugraha merupakan murid didik dari David Peterson ving tsun yang berada di Malaysia. David Peterson sendiri adalah murid dari Wong Sheung Leung yang merupakan salah satu murid senior dari IP Man.

Rama dan Shifu (guru) David Peterson

Jika kalian bergabung dengan Combat Ving tsun, maka tahap latihan awal untuk pemula adalah teknik memukul dan langkah. Kedengarannya mudah, tetapi faktanya ketika praktek tak segampang yang dibayangkan. Untuk bisa melalui tahap awal ini biasanya butuh waktu beragam. Tentu tergantung dari kemampuan orang itu sendiri. Untuk bisa menguasai satu teknik gerakan, biasanya butuh waktu 2 sampai 3 kali pertemuan.

Praktek langsung bersama GM Andrew Ma Hang Lum, Murid Senior GM Ip Man 2019 di Jakarta

“Di dalam Wing Chun, teknik memukul bukan pakai tenaga di tangan tetapi menggunakan berat badan. Jadi ibaratnya ada laki-laki dewasa dengan berat badan 50kg. Di bayangan kita pasti orangnya kurus. Nah, ketika melakukan teknik memukul, maka tangan itu hanya menjadi bamper saja dan kita pakai berat badan sebagai tenaga untuk memukul. Jadi kebayang gak kalau kita lempar karung beras yang beratnya 50 kg ke orang. Kira-kira gambarannya seperti itu,” jelas lelaki asal Bali ini.

Suasana Latihan di Combat Ving tsun

Menuru Rama, Wing Chun merupakan ilmu bela diri yang cerdas dan unik. Teknik yang digunakan dalam Wing Chun pun berbeda dibanding dengan ilmu bela diri lainnya. Menurutnya, supaya dapat menyerap dengan cepat ilmu yang diberikan, maka harus fokus, mengosongkan pikiran dan menurunkan ego.

“Dalam Wing Chun ada yang namanya sistem mekanik. Jadi sebetulnya yang digunakan untuk menyerang ketika berhadapan dengan musuh itu sebetulnya titik persendian. Bukan sekedar pukul asal-asalan kesana-sini. Kita harus bisa membangun struktur mekanis yang presisi. Kalau dari awal sudah salah belajar tentang Sistem mekanis sendi ini, ke belakangnya pasti akan salah semua. Selain itu, perbedaannya Wing Chun dengan teknik bela diri lain adalah dalam gerakan Wing Chun gak menggunakan latihan pernafasan seperti kungfu, ” ungkap lelaki kelahiran Denpasar, 22 Juli 1981 ini.

Sebagai seorang instruktur bela diri yang sudah berpengalaman sejak tahun 1993, Rama juga menjelaskan jika terdapat perbedaan antara konsep Wing Chun yang sebenarnya dengan yang dipraktekkan dalam film IP Man. “Kalau kita liat di film IP Man kan pukulannya bertubi-tubi. Padahal sebetulnya ilmu Wing Chun punya konsep mengalahkan musuh secepatnya. Bahkan sering kita bercandain, sebelum mata berkedip musuh sudah harus tumbang.”

Kunjungan Sifu Frank Assink, keluarga WSL Ving Tsun Dr Delft, Netherland

Pemilik perusahaan konsultan ini juga memiliki harapan tersendiri bagi dunia Wing Chun Indonesia. “Saya ingin Wing Chun di Indonesia bersatu dan tidak saling bersaing. Kita harus bisa menjadikan Wing Chun Indonesia lebih baik lagi karena selama ini banyak juga yang memandang Wing Chun sebelah mata, bahkan meledek Wing Chun seperti tarian tak bermakna. Kita tunjukkan kalau Wing Chun Indonesia bisa berprestasi,” pungkas Rama. (slyika)

You may also like

Leave a Comment