Home Opini Ruang

Ruang

by Slyika

BULAN Ramadhan seperti kamar mandi. Jika rumah tersebut terdiri 12 ruangan, sebelas (11) bulan lainnya tersebar di beberapa ruang. Ada di ruang tamu, ruang teras, ruang belajar, dan ruang-ruang lainnya.

KAMAR mandi berfungsi membersihkan segala kotoran yang ada di tubuh manusia, setelah “bermain” di ruang lainnya. Kamar mandi menjadi paling penting keberadaanya karena berhubungan dengan bersih-bersih (sesuci).

PAGI, siang dan malam, ruangan tersebut banyak disinggahi, meskipun berada di belakang. Kamar mandi satu paket keberadaanya dengan toilet, fungsinya pun bertambah untuk membuang kotoran manusia. Ia menyulap manusia dari yang “hitam” menjadi “putih”, seperti bayi yang baru lahir.

SECARA sifat, puasa dan kamar mandi hampir mirip. Sama sama tidak terlihat. Agak sulit membedakan orang yang berpuasa atau tidak, begitu halnya keberadaan kamar mandi, jauh dari eksploitasi.

Berada di belakang, tanpa perlu banyak hiasan, berbeda dengan kamar lainnya yang perlu pernak-pernik.

BAGI yang paham keutamannya, pasti akan “mengistimewakan” keberadaan kamar mandi. Di dalamnya ada insfratruktur alat pembersih, closet (tempat BAB), air, ember, dan “teman-temannya”.

Untuk sholat misalnya, butuh suci, baca Alquran harus suci, apalagi bagi yang menjaga kesuciannya (menjaga wudhu), ia akan bolak balik ke kamar mandi.

ULAMA banyak mengistilahkan, rumah akan terlihat/menjadi “bercahaya”, jika penghuninya “menguasai” kamar mandi, baik dari unsur tempatnya maupun ilmu tentang bersuci. Maksudnya ? Rajin bersuci untuk beribadah.

SELAMA 30 hari, manusia bebersih, itupun bagi yang mau benar – benar bebersih. Tetapi, yang lebih sulit bagaimana menjaga kebersihan tersebut hingga 360 hari mendatang.

KINI, ruang kamar mandi itu sudah ditutup sementara oleh yang punya, Gusti Allah SWT. Tetapi, bukan berarti manusia tidak bisa men-design sendiri ruangan tersebut.

Bisa mengadopsi (memindahkan) tradisi semangat beribadah Ramadhan, di 11 bulan lainnya.

AKHIRNYA, selamat jalan bulan yang ditunggu dan dirindu. Maafkan kami belum bisa memuaskanmu.
Tetapi, doakan kami menjadi golongan yang senang dan belajar terus memperbaiki melayanimu.

TAK terkecuali, penulis menghaturkan PERMOHONAN MAAF kepada pembaca atas segala khilaf dan dosa. Semoga, IEDUL FITRI menjadi pengingat, bahwa kesucian bayi harus dijaga, meskipun baru sebatas kata-kata.

TETAP semangat dan bahagia dalam hidup, karena hidup adalah takdir yang harus disenangi dengan instrospeksi. MOHON maaf lahir dan bathin. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam.

Nurcholis Qadafi
Wartawan Senior, Penceramah dan Usahawan

You may also like

Leave a Comment