Home Lifestyle Latih Resiliensi dan Self Healing, Ad Familia Indonesia Bentuk Support Group

Latih Resiliensi dan Self Healing, Ad Familia Indonesia Bentuk Support Group

by Slyika

A Time To Heal
Kita bisa terluka kapan saja, tapi kita bisa pulih kembali…
Kita bisa sakit, tapi kita bisa sembuh kembali…
Kita bisa menderita, tetapi ada pelipurnya…
Kita memiliki banyak sisi rapuh-lemah, tetapi kita memiliki sisi kuat…
Kita bisa mengalami trauma, tetapi kita bisa mengalami post-traumatic growth.
– A Time To Heal by Ad Familia Indonesia –

Kalimat ini merupakan kutipan puisi yang tertera pada undangan untuk saling berbagi, menginspirasi, menemukan makna dan disembuhkan “A Time To Heal”, support group yang rutin diadakan oleh Ad Familia Indonesia, sebuah lembaga layanan konsultasi, pendampingan dan dukungan kesehatan mental yang didirikan oleh para psikolog klinis melalui konseling dan terapi bagi terwujudnya kesejahteraan psikologis (psychological well being).

Dalam dunia kesehatan konvensional, kesembuhan sering kali diartikan dapat menjalani aktivitas dan kehidupan sehari-harinya dengan baik, serta terbebas dari manifestasi penyakitnya. Sedangkan dalam dunia kesehatan holistik yang mempertimbangkan komponen seorang manusia itu terdiri atas fisik, batin dan energy. Ada pendekatan yang lebih luas dan menyeluruh yaitu healing. Dimana pemulihan tidak saja hasil dari pengobatan (cure) namun juga penyembuhan (healing).

Healing secara harfiah mempunyai arti proses untuk menjadikan seorang individu utuh (wholeness) kembali. Healing bisa terjadi dengan atau tanpa obat-obatan. Contoh healing yang paling sederhana adalah luka dikulit yang dapat menutup sendiri. Bahkan menurut dr. RB. Santoso dalam bukunya, Smart Healing, berdoa untuk kesembuhan diri sendiri atau mendoakan kesembuhan orang lain juga termasuk dalam kategori healing.

Kegiatan “A Time To Heal” yang diadakan dari Jumat, 21 Mei 2021 mengangkat tema Resiliensi. Lalu apakah yang di maksud dengan Resiliensi?.

Dr. Mona Sugianto, M.Psi, Psikolog, fasilitator program daring ini menjelaskan jika resiliensi keuletan dan keteguhan seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Yang menjadi highlight dalam resiliensi tidak saja bangkit namun juga kemampuan menjadi lebih baik, melampau diri yang dahulu atau menjadi versi diri yang lebih baik dari sebelum.

Pendirian Ad Familia Indonesia layanan PSI-SAGA (Psikolog Sahabat Keluarga) ini merujuk pada teori Benard (2004), meningkatkan resiliensi adalah hal yang penting karena dapat memberikan pengalaman bagi individu dalam menghadapi permasalahan dan kesulitan di dalam hidupnya. Resiliensi ini dibutuhkan oleh setiap orang karena akan menjadi sumber kekuatan yang membuatnya mampu bertahan dalam kondisi apa pun.

Dalam pertemuan support group yang diadakan secara online, Jumat, 21 Mei 2021 disebutkan aspek-aspek yang membentuk resiliensi menurut Wolin dan Wolin (1993) yang mengemukakan tujuh aspek utama yang mendukung individu untuk resiliensi, yaitu:

1) Insight : yaitu proses perkembangan individu dalam merasa, mengetahui, dan mengerti masa lalunya untuk mempelajari perilaku-perilaku yang lebih tepat.

2) Independence : yaitu kemampuan untuk mengambil jarak secara emosional maupun fisik dari sumber masalah (lingkungan dan situasi yang bermasalah).

3) Relationships : Individu yang resilien mampu mengembangkan hubungan yang jujur, saling mendukung dan berkualitas bagi kehidupan, memiliki role model yang baik.

4) Initiative : yaitu keinginan yang kuat untuk bertanggung jawab terhadap hidupnya.

5) Creativity : yaitu kemampuan memikirkan berbagai pilihan, konsekuensi, dan alternatif dalam menghadapi tantangan hidup.

7) Humor : adalah kemampuan individu untuk mengurangi beban hidup dan menemukan kebahagiaan dalam situasi apapun.

8). Morality : adalah kemampuan individu untuk berperilaku atas dasar hati nuraninya. Individu dapat memberikan kontribusinya dan membantu orang yang membutuhkan.

Bergabung dengan komunitas dan support group, mempunyai manfaat sebagai cara untuk sembuh dan pulih (therapy) yang dilakukan dengan menggunakan kelompok teman sebaya yang memiliki problem yang relatif sama dengan cara berkomunikasi dan berbagi (sharing) informasi tentang permasalahan yang dialami serta solusi yang perlu dilakukan sekaligus proses saling belajar dan menguatkan (Yalom, 1985).

Foto/Instagram @adfamilia_ind

Tujuan utamanya adalah tercapainya kemampuan coping yang efektif terhadap masalah ataupun trauma yang dialami (Gazda, 1989). Apabila tertarik, silahkan menghubungi Home of Ad Familia Indonesia di :

(A) : Komp. Ruko Gading Bukit Indah Blok Q No 15, Kelapa Gading – Jakarta Utara, Jakarta
(masuk lewat gerbang selatan Perumahan Gading Kirana)
(M) : 0811-8122-938
(E) : adfamilia.indonesia@gmail.com
(W) : www.adfamilia-indonesia.com
IG : @adfamilia_ind
Youtube: Ad Familia Indonesia TV

(sinse_novi)

You may also like

Leave a Comment