Home Opini Bahasa Hati Aqua Dwipayana

Bahasa Hati Aqua Dwipayana

by Slyika

Awal memutuskan berhenti dari pekerjaaannya, tahun 2005-an, itulah kali pertama saya mengenal sosok Dr Aqua Dwipayana. Orangnya ramah. Komunikasinya enak. Bicara dengan bahasa dari hati.

Terbukti, sampai sekarang sudah 16 tahun, kami masih bersahabat. Walaupun sangat jarang bertemu. Itu salah satu bukti komunikasi yang terbangun penuh rasa tulus, dari hati yang bersih.

Saat saya tanya, kenapa berhenti bekerja di perusahaan yang saat itu terbilang perusahaan bonafit dengan gaji belasan juta rupiah per bulan?

Jawabannya, standar sih. Ingin mandiri. Ingin menikmati sebagai manusia bebas merdeka. Tapi ke sininya, seiring sukses demi sukses yang diraihnya, saya dikejutkan dengan tagline khasnya. “Atasan saya hanya TUHAN.”

Benar-benar membuat saya iri. Sekaligus bangga. Memiliki sahabat yang teguh dengan keyakinannya menjalani hidup bersama TUHAN. Dan terbukti sukses.

Indikator suksesnya, sebagai seorang yang memilih hidup merdeka, beliau begitu banyak sahabatnya. Dari berbagai kelas sosial. Mulai pejabat pemerintahan sipil, militer, Polri, kepala daerah, pengusaha, jurnalis, akademisi, pun orang kelas biasa.

Mereka mayoritas menyanyangi sosok Aqua. Mereka senang bersahabat dengan bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini.

Sosok Aqua dengan capaian suksesnya, tetap menjaga dirinya rendah hati. Kalau kebetulan ada perjalanan yang melintasi ke kota tempat saya tinggal, Tasikmalaya, selalu menyempatkan mampir. Berbagi cerita.

Tentunya beliau lebih banyak “membengkel” saya. Terutama dalam memperbaiki mindset bersilaturahim. Memimpin tim kerja. Membuat target-target di perusahaan. Paling selalu ditekankannya, bagaimana harus bisa membantu sesama tanpa hitungan untung rugi. Apalagi ada siasat buruk, harus dihindarkan. Sebab hal buruk yang kita perbuat akan menjadi petaka di kemudian hari.

Di Kajian Al Quran Ingat Sosok Aqua Dwipayana, Rekor Karangan Bunga Terbanyak
Seiring berjalannya waktu, sosok Aqua Dwipayana semakin menikmati kemerdekaannya. Sejak bertahun silam, saya pantau tidak berhenti bergerak. Awalnya hanya dari kota ke kota di wilayah Indonesia.

Lalu merambah ke luar negeri. Hanya untuk silaturahim. Berbagi kebaikan melalui ilmu yang dianugerahkan TUHAN kepadanya: Ilmu Komunikasi.

Demi menyempurnakan silaturahimnya, Aqua terus belajar. Mengambil studi S2 hingga S3 Ilmu Komunisasi. Semua itu dilakukan, saya menduganya, agar pesan-pesan kebaikan yang disampaikannya saat bersilaturahim, bisa lebih memiliki bobot.

Terbukti. Pasca selesai S3, mobilitasnya semakin tinggi. Sahabatnya juga bertambah banyak banyak.

Saat sidang terbuka promosi doktor Aqua Dwipayana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Bandung pada Jumat, 15 April 2016 lalu saya hadir.

Tamunya ratusan orang, mulai dari jenderal TNI, Polri, Direktur BUMN, pemilik perusahaan, kepala daerah, jurnalis, akademisi, hingga orang biasa. Karangan bunga ucapan selamat jumlahnya ratusan termasuk dari beberapa Duta besar. Konon katanya selama pelaksanaan promosi doktor di Unpad , itu adalah karangan bunga terbanyak. Rekornya belum terpecahkan sampai sekarang.

Belakangan ini, saya di kantor sering melaksanakan kajian Al Quran. Sebagai muslim, saya ingin lebih dalam memahami agama sebagai pegangan hidup. Di kajian Al Quran itu, saya ingat sosok Aqua Dwipayana. Lagi-lagi saya iri.

Apa yang diperintahkan ALLAH SWT, TUHAN yang kami sembah, sudah dilakukan oleh Aqua Dwipayana. Pikir saya, pantas saja rezekinya lancar. Orangnya selalu bahagia.

TUHAN pun melindunginya. Salah satu peristiwa di jalan tol Cipularang beberapa tahun lalu, mobil Toyoya Vellfire yang dinaiki Aqua tergelincir, terjadi kecelakaan tunggal. Beliaunya tidak apa-apa. Bukti dilindungi TUHAN.

Apa sih yang Aqua sudah lakukan itu?
Begini. Dalam agama kami, Islam, dijelaskan bahwa ALLAH SWT menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah. (QS 51 Adzariat ayat 56).

Ibadah yang secara umum dikenal dalam Rukun Islam, mulai bersyahadat, melaksanakan salat, puasa, zakat, haji, tujuannya satu: meraih predikat takwa. Sebab hanya manusia yang takwa yang kedudukannya mulia di hadapan ALLAH SWT. Manusia takwalah yang berhak mendapat hadiah menjadi penghuni surga.

Nah, dalam kajian Al Quran setiap Jumat sore di kantor kami, indikator manusia takwa itu saya baru sadar, ternyata sudah dan sedang diaplikasikan oleh seorang putra Minang: Aqua Dwipayana.

Senang Menolong Sesama, Tidak Pelit, Nyaris Ngga pernah Marah, dan Pemaaf
Dalam QS Ali Imran ayat 133-134, di sana dijelaskan. Bahwa surga diperuntukan bagi orang-orang takwa. Ciri orang takwa adalah 1) Berinfak saat keadaan lapang dan sempit. 2) Menahan amarah. 3) Memaafkan kesalahan orang lain. 4) Suka berbuat kebaikan.

Bagi orang-orang di level ini, takwa, berdasarkan isi ayat Al Quran yang kami kaji, ALLAH SWT menjanjikan rezeki yang datangnya dari arah yang tidak disangka-sangka. ALLAH SWT juga memberikan jalan keluar dari semua kesulitan. Itu ada dalam QS At Thalaq ayat 2-3.

Saya pantau perjalanan Aqua Dwipayana selama belasan tahun. Dia senang menolong sesama. Tidak pelit. Nyaris ngga pernah marah. Apalagi memendam dendam termasuk ke orang yang iri hati dan dengki padanya. Selalu berupaya memaafkan jika orang lain berbuat salah kepada dirinya. Baik sengaja maupun yang tidak disengaja.

Alhasil, kehidupan Aqua Dwipayana rezekinya lancar. Kisah-kisah hidupnya yang dia bagikan di WA, banyak sekali orang yang membacanya. Mereka terinspirasi dan termotivasi dengan beragam perbuatan baik yang konsisten dilakukan Aqua.

Menurut Staf ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik itu setiap melakukan kebaikan-kebaikan dengan tulus ikhlas, sama dengan menabung.

Begitu menemukan kesulitan dalam hidup, tanpa diminta sebagian tabungan itu akan keluar untuk membantu dan menuntaskan masalahnya. Kalau istilah Aqua selalu ada malaikat berwujud manusia yang menolongnya.

Saya iri dengan Aqua Dwipayana. Iri untuk menirunya bersilaturahim berbagi kebaikan. Lewat kalimat-kalimat motivasinya yang sederhana, realistis dan mudah dicerna.

Bahasa yang keluar dari hatinya yang tulus, membuat sahabat-sahabatnya, juga orang yang baru dikenalnya, selalu ketularan bersemangat dalam menjalani hidup.

Saya sebagai yuniornya, sekaligus sahabatnya, sesekali say hello ke Aqua. Baik saat jumpa langsung atau via telepon atau WA. Agar tetap istikomah rendah hati. Kami butuh teladan. Sosok Aqua-lah salah satunya.

Selebihnya, saya semakin takut berjumpa langsung dengan mantan jurnalis Jawa Pos ini. Takut dengan pertanyaanya, “Kapan Kang Dadan jadi manusia bebas merdeka, atasannya hanya TUHAN?”.
Hahahaha…

Dadan Alisundana

Direktur Radar Tasikmalaya

You may also like

Leave a Comment