Home Opini Banyak Dokter Berhati Mulia

Banyak Dokter Berhati Mulia

by Slyika

Alhamdulillah selama ini saya banyak mengenal dokter-dokter berhati mulia. Mereka tidak hanya fokus menjalankan profesi sebagai dokter, tetapi aktif di berbagai kegiatan sosial.

Ada dokter spesialis anak yang bahu-membahu bersama istrinya mengurusi anak-anak penderita thalasemia. Ada dokter gigi yang begitu antusias mengurusi donasi untuk fakir miskin dan yatim piatu.

Ada dokter spesialis orthopedi yang begitu semangat ingin membangun SDM di rumah sakit miliknya berkarakter unggul, mulia. Ada juga dokter spesialis penyakit dalam yang mulai fokus dalam keagamaan sampai jadi praktisi tarekat.

Jadi, membaca tulisan Mas Aqua berjudul “Awalnya “Menyerang”, Belakangan Menyadari Kekurangannya dan Minta Masukan”, tentang seorang dokter, apalagi masih muda, sikapnya merasa paling benar, saya ikut geli juga. Untungnya, segera bisa “terselamatkan” oleh jurus rendah hati Mas Aqua.

Semoga saja dokter muda itu benar-benar mengubah sikap dan perilakunya. Kalau tidak, kasihan. Dia akan mabuk oleh rasa dirinya merasa paling benar. Paling hebat dan paling-paling lainnya yang menjurus kepada bekunya kalbu.

Ujungnya, dia akan gelisah hidupnya karena kesepian. Pasti kesepian sebab orang-orang akan malas mendekat. Apalagi bersahabat.

Melayani Sepenuh Hati
Salah seorang sahabat saya, almarhum, seorang dokter spesilis senior dan satu-satunya di wilayah tempat saya tinggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Beliau begitu peduli kepada pasien-pasien yang tidak mampu.

Ada periode tertentu saat berkunjung ke pasien, beliau malah membagikan uang. Itu dilakukannya bertahun-tahun hingga beliau wafat. Termasuk membuka rumah makan berkelas, menunya sehat,  yang dipekerjakannya orang-orang tidak beruntung. Beberapa di antaranya yatim piatu.

Alhamdulillah, dokter-dokter yang saya kenal dan dekat, memang berhati mulia. Saya yakin dengan frekuensi kebaikan. Jika kita berada dan menjaga ada di frekuensi kebaikan, maka akan bertemu orang-orang baik dengan segala profesinya.

Dokter yang satu ini saya berani menyebut namanya. Dokter Iman Solichin. Spesialis orthopedi. Orangnya selain rendah hati, juga memiliki mimpi besar bagaimana bisa hidup lebih manfaat untuk masyarakat. Dia pemilik Rumah Sakit Othopedi Purwokerto (RSOP) Ciamis.

Ya, rumah sakitnya berada di Ciamis. Tempat kelahirannya. Rumah sakit itu cabang dari RSOP di Purwokerto. Beliau membangun rumah sakit spesialis orthopedi karena ingin menolong banyak orang.

Khususnya orang sekampungnya di Ciamis dan sekitarnya (Kota Banjar, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, eilayah Priangan Timur).

Kata beliau, kasihan warga di wilayah itu banyak yang berobat ke Purwokerto. Jauh dan biaya akan lebih banyak keluar. Maka sebagai putera daerah Ciamis, wujud rasa terima kasihnya, beliau bertekad membangun rumah sakit. Keyakinannya yang kuat, berdiri juga rumah sakit mewah di kota kecil.

Kerennya, beliau “memformat” seluruh tenaga kesehatan dan karyawan di rumah sakitnya menjadi pribadi unggul. Melayani benar-benar sepenuh hati sebagai aplikasi ibadah.

Nah, kapan-kapan kalau ke Ciamis, Mas Aqua harua bersua dengan beliau. Agar frekuensi kebaikannya semakin kuat.

Saya yakin sekali profesi dokter itu sangat mulia. Jadi, alangkah eloknya kalau pemilik profesi itu hatinya juga mulia.

Saya yakin, pasien-pasienya akan banyak yang sembuh akibat terpaan aura positif dari dalam jiwa dokter.

Salam kenal buat dokter muda yang sudah menemukan jalan kebaikan sesudah ketemu Mas Aqua

Dadan Alisundana

Direktur Radar Tasikmalaya

You may also like

Leave a Comment