“Menurut saya saat hadir di sana kami cukup terkesan, sangat bagus dan kami melihat ada kemauan terutama masyarakat untuk maju dan mengembangkan dunia pariwisata,” jelas Dr.Aufa Syahrizal,S.P.,M.Sc, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel melalui Barlin Akbar,S.T, Kepala Seksi Daya Tarik Wisata.
“Danau Batu, pemandangannya cukup bagus, views kebun yang hijau dan pegunungan yang indah, lokasi relatif mudah dijangkau, namun perlu perbaikan/penambahan jalan yang menuju danau dari jalan utama desa terdekat,” tutur Aman Supratman,S.T.,M.M, selaku VP Pengelolaan Transformasi Bisnis PT Pusri Palembang) dalam kunjungannya di Kecamatan Tanjung Tebat dalam rangka Survei Agrowisata di Kabupaten Lahat bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
“Lingkungan sekitar danau masih alami. Danau Batu punya potensi sebagai destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya, untuk itu perlu dikembangkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya (profesional) supaya danau tersebut dapat menjadi sumber perekonomian yang produktif,” lanjutnya.
Kunjungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel dan PT Pusri Palembang dalam rangka Survei Agrowisata di Kabupaten Lahat, salah satunya ke Kecamatan Tanjung Tebat.
Dalam kunjungan ini berkesempatan melihat secara langsung kebun kopi milik Wasiri warga Desa Tanjung Tebat Tebat, situs megalitik Batu Bute dan Danau Batu di Desa Muara Danau.
Kegiatan dimulai dengan pertemuan di halaman rumah Wasiri tepatnya dibawah rindangnya pepohonan durian, pete dan getapan.
Pertemuan santai sembari menikmati seduhan kopi petik merah yang diracik oleh Kris dan Aziz (pengiat kopi) dan jajanan lokal yang terasa nyaman dan akrab. Pertemuan ini selain dihadiri oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, PT Pusri Palembang juga dihadiri Mario Andramartik selaku TBUPP Bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Selanjutnya Ifran, Bian dan Rozi selaku Kasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini, S.STP,MSi selaku Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat), Yefri Kurniawan, S.STP selaku Camat Tanjung Tebat.
Kemudian Tambang Hidayat selaku Kepala Desa Tanjung Tebat), Sukiman selaku Kepala Desa Pandan Arang Ilir, Marwan selaku Kepala Desa Muara Danau), Feri selaku Ketua Forum Kepala Desa Kecamatan Tanjung Tebat.
Selanjutnya Ari Saputra,ST selaku Kepala BPP Tanjung Tebat Dinas Tanaman Pangan, Holtikulturan, Peternakan Dan Penyuluhan Kabupaten Lahat), Herli dan Monica selaku penyuluh perkebunan, pengiat wisata, pengiat kopi, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat Desa Tanjung Tebat.
Selesai pertemuan dilanjutkan dengan survey ke lokasi dan lokasi pertama adalah kebun kopi milik Wasiri yang berada tepat di dekat pertemuan.
Pohon kopi ini baru berumur 1,2 tahun akan tetapi sudah berbuah padahal pada umumnya pohon kopi baru mulai berbunga dan berbuah mulai umur 3 tahun.
Di kebun ini ada 1.500 pohon kopi dengan tinggi sekitar 1 meter. Kebun kopi seluas 1,5 ha terlihat sangat terpelihara karena tidak adanya semak belukar atau rumput, hanya tanah kecoklatan yang terlihat.
Selanjutnya tim menuju kebun kopi masih milik Wasiri yang ditumbuhi sekitar 2.500 pohon kopi yang telah berumur 2,6 tahun.
Di kebun ini Wasiri telah memetik sepanjang waktu di musim kopi tahun ini dan ketika buah kopi belum selesai semua di panen tetapi sudah tumbuh bunga.
Hal ini berbeda dengan beberapa kebun kopi lainnya yang berdekatan dengan kebun kopi Wasiri.
Dan salah satunya penyebabnya adalah perlakuan terhadap kebun kopi ini adalah melakukan pemupukan dengan pupuk organik yang diracik oleh Wasiri yang terdiri dari dedaunan, kulit biji kopi, sekam padi, EM4 dan kotoran hewan.
Dengan perlakuan tersebut sehingga Wasiri dapat menikmati hasil panen menjadi lebih baik karena tidak terbebani oleh hanya pupuk yang tinggi dan susah untuk didapat, apalagi saat ini harga biji kopi mencapai Rp40.000.
Semoga harga ini tetap stabil sehingga petani kopi sejahtera. Tepat di sebelah kebun kopi ini terdapat kebun jagung, satu kebun baru saja mulai menanam bibit dan kebun satunya sudah tumbuh subur dengan tinggi lebih dari satu meter.
Dari kebun kopi tim melanjutnya perjalanan ke situs megalitik Batu Bute yang berada di kebun karet.
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Lahat pada tahun 2012 menerima penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Pemilik Situs Megalitik Terbanyak se Indonesia.
Situs megalitik di Kabupaten Lahat tersebar di 69 situs megalitik yang berada di 16 kecamatan dan salah satunya adalah Situs Megalitik Batu Bute.
Di Situs Megalitik Batu Bute terdapat 1 arca manusia dan 2 batu datar. Arca manusia di situs ini disebut dengan Batu Bute yang menggambarkan seorang dewasa dengan memakai baju/jubah, ikat pinggang, sanggul dan gelang tangan sedang dalam posisi duduk jongkok memegang salah satu tangan anak yang berada di depannya.
Akan tetapi bagian kepala anak sudah hilang dan bagian kepala orang dewasa juga sudah mengalami kerusakan dengan raut muka tidak dapat diindentifikasi sehingga arca ini disebut dengan Batu Bute.
Dua batu datar berada di depan arca sekitar jarak 2 meter. Situs megalitik ini belum terpelihara dengan baik salah satu penyebabnya belum adanya juru pelihara yang bertugas melakukan pemeliharaan.
Dari Situs Megalitik Batu Bute tim meneruskan perjalanan ke Danau Batu, jika situs megalitik tepat berada di tepi jalan sedangkan Danau Batu masih dibutuhkan waktu 50 meter berjalan dari tepi jalan aspal dengan menyusuri kebun kopi dan kebun pisang yang tepat berada di tepi danau.
Di tepi danau kita dapat melihat dengan lantang seluruh bagian danau yang konon mempunyai luas hingga 18 ha dengan latar belakang indahnya gugusan Bukit Barisan yang terlihat kebiruan.
Saat ini di sekeliling danau berupa kebun pisang, kebun karet, kebun kopi, kebun jagung, persawahan dan semak belukar.
Dari indormasi yang didapat Danau Batu pernah dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan adanya beberapa permainan air dan juga dilakukan pengerukan tanah akan tetapi kondisi saat ini hanya berupa danau yang dimanfaatkan masyarakat untuk memancing ikan.
Di Desa Muara Danau selain Situs Megalitik Batu Bute dan Danau Batu juga ada air terjun/cughup yaitu Cughup Jambat Akar. Akan tetapi dalam survei kali ini tim belum dapat mengunjungi air terjun/cughup.
Maka secara global Desa Tanjung Tebat, Desa Muara Danau dan Desa Pandan Arang Ilir yang mempunya daya tarik wisata berupa wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan dapat dikembangkan secara terpadu dan kolaborasi bersama menjadi destinasi wisata apalagi dari pertemuan awal yang dihadiri oleh semua pihak terkait telah sepakat untuk kerjasama dan bahu membahu dan saling mendukung untuk mewujukan Agrowisata Tanjung Tebat.
Dalam pengembangan pariwisata desa dapat dikembangkan dengan menggunakan Dana Desa yang telah digelontorkan oleh Pemerintah seperti yang tertuang di Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023 Bab II pasal 6 ayat 1.
Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a meliputi: a. pendirian, pengembangan, dan peningkatan kapasitas pengelolaan badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa bersama; b. pengembangan usaha ekonomi produktif yang diutamakan dikelola oleh badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa bersama; dan c. pengembangan Desa wisata.
Hal ini telah dilakukan oleh beberapa desa di Indonesia dan sangat berhasil dalam program pengentasan kemiskinan bahkan dari daftar 9 desa terkaya se Indonesia tahun 2022 ada 8 desa yang kaya dari pengembangan sektor pariwisata dengan omset pertahun dari 11-50 milyar per tahun.
Desa-desa tersebut menjadikan sektor pariwisata menjadi lokomotif dalam pengembangan desa dengan membawa gerbongnya berupa sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Maka dari itu ternyata sektor pariwisata mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat desa yang telah mengembangkan potensi wisata didesanya.
Semoga keinginan luhur dari beberapa desa di Kecamatan Tanjung Tebat untuk mengembangkan potensi desanya dapat terwujud, sehingga terjadi peningkatan ekonomi masyarakat, kesejahteraan masyarakat dan pemasukan keuangan desa berupa Pendapatan Asli Desa.