Home Opini Kita Tetap Bersaudara

Kita Tetap Bersaudara

by Slyika

“Selama ini persaudaraan kita sama sekali tidak ada hubungannya dengan jabatan dan hal-hal duniawi lainnya. Silaturahim kita akan putus jika salah seorang di antara kita meninggal. Selagi masih hidup, sampai kapan pun kita tetap bersaudara.”

Lewat WhatsApp (WA) saya menyampaikan pesan di atas kepada seorang teman beberapa hari lalu. Sebagai respon atas WA yang dikirimkannya kepada saya.

Di suatu sore, saat saya sedang silaturahim ke seorang kawan, teman itu kirim WA. Isinya menyampaikan bahwa di perusahaan tempatnya bekerja ada pengurus yang baru.

Kemudian teman itu mengalami mutasi. Saya tidak tahu persis penyebabnya. Juga tidak ingin tahu tentang itu karena urusan di internal tempatnya bekerja.

Teman tersebut menyikapi mutasi itu bahwa dia “disingkirkan”. Khawatir akibatnya kawan-kawannya termasuk saya jadi menjauh sehingga kirim WA kepada saya terkait hal tersebut.

Padahal selama ini berteman sama siapa pun termasuk dengan teman itu, saya melakukannya secara universal.

Tidak memandang jabatan, pangkat, pendidikan, ekonomi, status sosial, dan hal-hal lainnya terkait duniawi.

Membuat Nyaman
Semua itu yang membuat persahabatan saya dengan banyak orang menjadi akrab. Bahkan ada yang hubungannya seperti saudara sendiri.

Dengan semua teman, saya selalu berusaha menjaga hubungan. Membuat mereka nyaman sehingga merasakan hal-hal positif selama berinteraksi dengan saya.

Jika ada teman yang sedang susah, berusaha saya hibur. Kalau butuh bantuan, saya bantu. Semuanya saya niatkan ibadah, sepenuhnya karena TUHAN.

Melakukannya semampu saya. Tidak memaksakan diri. Jika tidak bisa membantu karena keterbatasan sebagai manusia, saya tidak ragu-ragu untuk minta maaf.

Selama ini umumnya teman-teman memahami dengan semua yang saya sampaikan. Mereka tahu bahwa saya melakukannya dengan tulus ikhlas.

Setelah saya merespon teman itu, akhirnya dia merasa lega. Apalagi saya sampaikan agar mengambil hikmah di setiap kejadian termasuk mutasi yang dialaminya.

Jadi Semangat
Sebelum mutasi teman itu sibuk sekali. Bahkan hari libur sering harus kerja. Meninggalkan keluarganya. Kinilah saatnya istirahat sejenak, dengan mengurangi kesibukannya.

Di samping itu yang tidak kalah pentingnya adalah menuntaskan pendidikan doktoralnya di salah satu perguruan tinggi negeri. Sempat sedikit terbengkalai karena jadwalnya yang sangat padat.

“Meski pengalaman dan wawasannya sudah lebih dari S3, namun pendidikan formalnya harus tetap dituntaskan. Kinilah saat yang tepat melakukan itu. Di saat banyak memiliki waktu luang karena aktivitas di kantor mulai berkurang,” ujar saya.

Alhamdulillah teman itu jadi semangat. Dia bertekad melaksanakan semua pesan saya. Saya bisa merasakan itu saat kami bicara melalui telefon.

Semoga semua rencana teman itu terwujud dan ke depan lebih sukses lagi. Aamiin ya robbal aalamiin…

Saat sedang santai di Bogor saya ucapkan selamat menyemangati teman-teman yang sedang mendapat cobaan. Salam hormat buat keluarga.

Dr Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional

 

You may also like

Leave a Comment