Home Lifestyle Bantu Pengrajin, Gerakan Jejak Aisyah Menjadikan Kain Jumputan Lebih Dikenal

Bantu Pengrajin, Gerakan Jejak Aisyah Menjadikan Kain Jumputan Lebih Dikenal

by Slyika

PALEMBANG – Untuk menghasilkan sebuah kain jumputan cantik harus melewati proses yang rumit. Sayangnya kain jumputan masih kurang dikenal masyarakat. Lewat Jejak Aisyah, Angel Eva Christine memanfaatkan jejaring dan diversifikasi produk untuk membantu para perajin sekaligus memperkenalkan kain Jumputan ke masyarakat luas.

pastedGraphic.png

Kepindahan ke Palembang mengenalkan Angel Eva Christine ke kain jumputan. Jatuh cinta kepada produk kerajinan tangan itu dan kini berusaha keras mengenalkannya ke jagat yang lebih luas.

’’Yang membuat saya tergerak, kain jumputan itu cantik, tapi masih kalah (terkenal) dari jenis kain lain seperti songket atau batik,’’ kata Angel

pastedGraphic_1.png

Padahal, banyak perajin lokal di Palembang yang menggantungkan hidup dari membuat kain itu. Dari sanalah dia tergerak mendirikan Jejak Aisyah pada Februari 2020. Aisyah adalah nama mualafnya. 

@JejakAisyah yaitu gerakan untuk meninggalkan Jejak Kebaikan terutama dalam hal membantu pengrajin Jumputan Palembang, sekaligus memperkenalkan kain Palembang kepada masyarakat luas dan setiap 2,5 persen dari kain yg terjual disalurkan di #SedekahJumat untuk orang-orang yang membutuhkan.

pastedGraphic_2.png

Kain jumputan memikat Angel selain karena tampilannya, juga karena pembuatannya. Untuk kain sepanjang 3 meter, dibutuhkan waktu pengerjaan minimal tujuh hari.

Menjadi perajin, kain apa pun, memang tidak mudah dan butuh skill khusus. Namun, yang membuat Angel tergerak adalah nasib kain jumputan saat ini. 

Effort yang dikeluarkan untuk membuat selembar kain tidak sebanding dengan apa yang mereka terima, karena tidak banyak yang tau dan mengapresiasi.

 pastedGraphic_3.png

’’Logikanya ketika kita membantu perajin untuk menjual hasil karya mereka, maka perajin bias bertahan hidup dan yang jadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama, ada banyak orang, bahkan orang Palembang sendiri, yang belum bisa membedakan mana kain jumputan asli dan tidak,’’ ujarnya.

pastedGraphic_4.png

Angel memberi contoh, sejak pertama mengenal kain jumputan, dirinya tahu kain itu kerap memiliki lubang-lubang di beberapa titik.

Dia miris karena banyak orang yang mengira kain dengan lubang kecil itu kurang bagus. ’’Padahal, itu kain yang asli dan hampir 100 persen pasti dikerjakan oleh perajin langsung.

pastedGraphic_5.png

Pandemi yang melanda sekarang ini, sangat berdampak terhadap para perajin. Melalui “Jejak Aisyah” angel mengajak ke seluruh masyarakat untuk mensupport pengrajin dengan cara memakai hasil karya perajin. Hasil karya tangan-tangan perajin seperti kain, tas, gelang, dsb bisa anda lihat melalui instagram @JejakAisyah. (slyika)

You may also like

Leave a Comment